Jangan mengaku sebagai pencinta arsitektur bila tidak familier dengan World Architecture Festival (WAF). Ialah ajang bergengsi yang didekasikan untuk kreasi desain tata ruang terbaik di dunia. Selain dalam format festival, WAF turut menjadi platform apresiasi bagi sejumlah gubahan arsitektur paling mengagumkan. Sedikit kilas balik ke masa lalu, WAF perdana diselenggarakan di Barcelona pada tahun 2008 hingga 2011. Dengan riwayat ekstensif dan sebagai tempat bernaungnya sejumlah mahakarya arsitek legendaris Antoine Gaudí, tak ayal bila ibu kota Spanyol tersebut dipilih menjadi tuan rumah.
Tahun-tahun berikutnya, negara-negara lain dengan koneksi erat terhadap desain tata ruang pun dipilih untuk menjadi tuan rumah. Termasuk di antaranya adalah Singapura (2012-2015), Berlin (2016-2017), Amsterdam (2018), dan Lisbon (2019-2022). Memasuki tahun ke-16, WAF kembali menginjakkan kaki di Singapura untuk perhelatan yang akan diadakan pada tanggal 29 November-1 Desember mendatang.
Tahukah Anda? WAF adalah satu-satunya ajang penghargaan arsitektur dengan format penilaian terbesar di dunia. Faktanya, terdapat sekitar 550 kreator yang mempresentasikan karyanya masing-masing di hadapan panel juri. Beberapa nama dan firma tersohor yang tergabung dalam panel juri WAF tahun ini meliputi Albert Williamson-Taylor – AKT II; Ingrid van der Heijden – Civic Architects; Issa Diabaté – Koffi & Diabate; Sonali Rastogi – Morphogenesis; Tracy Meller – RSHP; Vicente Guallart – Guallart Architects.
Selain penghargaan dalam kategori arsitektur, EMAP—institusi penyelenggara WAF—turut mengkonsepsikan program serupa yang dikuhususkan untuk karya desain interior terbaik. Program bernama INSIDE: World Festival of Interiors tersebut pun dijalankan pada periode bersamaan dengan WAF.
Bila berminat menjadi saksi dari mahakarya desain paling spektakular tahun ini, WAF dan INSIDE turut membuka pintunya untuk publik. Kamu dapat mengunjungi sejumlah aktivitas sarat edukasi dan interaktif yang dibuka untuk mengakomodasi antusiasme pencinta arsitektur. Termasuk di antaranya adalah sesi panel, ekshibisi, debat terbuka, dan sebagainya.
“Bagi saya, WAF adalah Olimpiade dalam bidang arsitektur.”
Angus Campbell, Foster+Partners
Mahakarya Arsitek Indonesia
Secara keseluruhan, terdapat 33 penghargaan WAF yang dibagi ke dalam tiga kategori besar: Completed Buildings dengan 18 subkategori; Future Projects dengan 13 subkategori; Landscape dengan 2 kategori. Dalam kurun waktu tertentu, lebih dari 800 kandidat telah mengirimkan karya terbaik mereka sebelum pengumuman nominasi.
Alhasil, 495 kreasi dari 333 disiplin arsitektur di berbagai negara pun terpilih dalam daftar pendek (shortlist) dan berhak maju ke tahap final. Nantinya, sang jawara akan berkompetisi untuk memboyong tiga penghargaan tertinggi di ajang ini: Landscape of the Year, Future Project of the Year, dan World Building of the Year. Tentunya berbagai pemain besar dan firma arsitektur tersohor ikut serta dalam WAF 2023. Segelintir di antaranya adalah Foster + Partners, UNStudio, Grimshaw Architects, MAD Architects, WilkinsonEyre, dan Safdie Architects.
Tahun ini pun menandai tonggak pencapaian bagi enam arsitek Indonesia yang berhasil menorehkan namanya dalam shortlist WAF. Ya, kamu tak salah baca. Kami rasa, sudah sepatutnya karya anak bangsa mendapatkan pengakuan dunia global. Berikut enam mahakarya tersebut:
Bamboo Dome untuk G20 Summit oleh Biroe
Kategori: Completed Buildings – Culture
Interstellar oleh BK Studio
Kategori: Completed Buildings – Display
The Rice Barn Studio oleh K-Thengono Design Studio
Kategori: Completed Buildings – House & Villa
Rifyo Design Quarter Office oleh Arya Cipta Graha
Kategori: Completed Buildings – Office
Sanur Terminal Facility Development oleh Popo Danes Architect
Kategori: Completed Buildings – Transport
KAKR Buluh Awar oleh Cavatinastudio dan Brahma Wanta
Kategori: Completed Buildings – Civic and Community
Jadi, manakah karya favoritmu? Bersiaplah untuk mengunjungi WAF 2023 di Marina Bay Sands, Singapura dan beri dukungan bagi para arsitek Indonesia!