Orang kerap membedakan antara seseorang yang berkecimpung dalam dunia seni rupa (pelukis, pemahat) dengan mereka yang menciptakan sesuatu tak dalam bentuk fisik (drama, musik, tarian). Namun, pada intinya, para pelakunya tetap bisa dikategorikan dalam satu identitas sama: seniman.
Mayoritas seniman yang kita kenali memilih untuk menekuni satu jenis seni saja, tapi tahukah kamu kalau banyak juga seniman populer yang ternyata nyambi menciptakan karya seni lainnya?
Karya seni mereka mungkin tak dikenal luas lantaran menjadi semacam personal passion yang mereka mesti ekspresikan—di samping day job sebagai entah aktor, musisi atau penulis.
Lalu siapa saja seniman “double agent” itu? Berikut beberapa favorit Written.
Hans Christian Andersen
Ada beberapa penulis favorit Written yang memiliki hobi atau kegiatan sampingan mendalami jenis seni lainnya. Satu nama yang mencuat adalah HansChristianAndersen, penulis asal Denmark yang melahirkan cerita klasik seperti The Little Mermaid dan The Emperor’s New Clothes.
Sebelum dan setelah jadi penulis mendunia, Andersen menekuni seni paper cutting yang sempat populer di abad ke 19 di Eropa. Andersen merupakan salah satu seniman paper cutting yang lumayan terkenal pada masanya dan beberapa versi digital karya paper cutting-nya terpajang di Hans Christian Andersen House di kota Odense.
Joni Mitchell
Nama folk singer jadul ini mungkin terdengar asing tapi kemungkinan besar kamu pernah dengar karya musiknya. Sebut saja Big Yellow Taxi dan Both Sides Now yang tahun lalu dipopulerkan oleh film pemenang Best Picture Oscar, CODA.
Selain jadi musisi, Joni Mitchell memiliki bakat lain jadi pelukis; bahkan tampaknya ia lebih menganggap diri sebagai pelukis daripada musisi. Dalam satu wawancara ia mengungkap, “I’m a painter who writes song. My songs are very visual.”
Mitchell sering memasang karya lukisannya sebagai album cover, dua yang paling menonjol adalah untuk album pertamanya, Song to a Seagull (1968) dan Clouds (1969).
Jim Carrey
Ya, siapa sangka si muka karet Jim Carrey ternyata jago lukis juga. Paska karier sebagai komedian nomor satu di Hollywood di era 90an, pria asal Kanada ini mendalami seni lukis yang kerap mengangkat tema sosial dan politik.
Jim sang pelukis mulai memamerkan lukisannya via Twitter di tahun 2010, yang kemudian makin gencar ketika Trump terpilih jadi presiden. Selain lukisan sebagai medium kritik atas masa pemerintahan Trump, Jim juga banyak menyorot soal agama (Electric Jesus merupakan satu standout) dan konflik ras dalam lukisannya. Jim pertama menggelar ekshibisi pertamanya bertajuk Sunshower di California pada 2012.
Sujiwo Tejo
Salah satu tokoh seniman Indonesia yang serba bisa. Sujiwo Tejo dikenal sebagai dalang, penulis, aktor, musisi, dan juga pelukis. Sejak 2008, seniman asal Jember ini telah konsisten mengadakan pameran lukisannya yang beraliran ekspresionis.
Sujiwo juga berkolaborasi dengan pelukis Nasirun untuk menggelar pameran lukisan yang digelar di Bentara Budaya pada bulan September 2023. Selaras dengan judul pameran, Presiden Alternatif: Doa Pemilu dan Bahagia, kolaborasi dua seniman kondang ini memang bertujuan untuk menyonsong pemilu Presiden 2024.
Mereka harapkan momen ini bisa jadi platform untuk menyatukan, bukan memecah. Mereka menjadikan kisah Wayang sebagai leitmotif dalam tiap lukisan—total 50—yang mengombinasikan tema toleransi, perdamaian, dan patriotisme.