Global Auction Lelang 125 Karya Seni, Termasuk Karya Terbaik Seniman Indonesia

Aragea Hidayat

Global Auction kembali hadir dengan lelang bertajuk Southeast Asian, Chinese, Modern & Contemporary Art, yang akan memanjakan pecinta seni dan kolektor dari seluruh dunia. Lelang ini berlangsung secara online dan akan mencapai puncaknya pada 28 November 2024.

Lelang kali ini menghadirkan 125 karya seni pilihan, yang mencerminkan keindahan dan keunikan dari berbagai seniman ternama, baik dari Indonesia maupun mancanegara. Karya-karya tersebut melibatkan para maestro dengan sentuhan artistik yang memukau, kaya makna, serta memanfaatkan beragam teknik, medium, dan gaya.

Tidak hanya sebagai bentuk apresiasi seni, lelang ini juga menjadi wadah bagi para kolektor dan penggemar seni untuk mendapatkan karya yang mampu menyampaikan cerita mendalam dan keindahan visual yang tak tertandingi. Lalu, ada lukisan apa saja yang akan dilelang pada bulan ini? Simak ulasannya berikut!

Lukisan karya Hendra Gunawan

Hendra Gunawan adalah seorang seniman asal Bandung yang memulai karier melukisnya pada era 1930-an. Dalam karya-karyanya, Hendra menggabungkan tema tradisional Indonesia dengan pendekatan seni modern yang khas. Karyanya telah menjadi buruan para kolektor seni dunia dan terus dipamerkan dalam berbagai ajang bergengsi, termasuk Venice Biennale 2024. Salah satu karya Hendra yang dilelang kali ini adalah Looking for Lice atau Mencari Kutu (1973).

Lukisan Looking for Lice (Mencari Kutu) karya Hendra Gunawan. Dok, Global Auction

Lukisan ini menggambarkan momen keseharian masyarakat Jawa, di mana tiga perempuan saling mencari kutu. Mereka duduk di atas sebuah bukit dengan latar belakang pemandangan lautan biru dan gunung yang menjulang. 

Hendra menggunakan palet warna biru turquoise yang memberikan kesan tenang, sementara merah dan kuning di bagian bawah untuk menambahkan nuansa energi dan keakraban. Melalui lukisan tersebut, Hendra Gunawan berhasil mengangkat aktivitas sederhana menjadi subjek seni yang penuh makna, menampilkan perpaduan tradisi dan modernitas dalam satu karya yang memikat.

Lukisan karya Affandi 

Karya seni Affandi selalu menjadi sorotan di lelang Global Auction, dan pada bulan November ini, beberapa karyanya kembali ditawarkan, termasuk Earl of Glynn (1959) dan Dancer (1965). Dalam lukisan Earl of Glynn (1959), Affandi menggambarkan seorang bangsawan Inggris dengan gaya khasnya. Meskipun dalam posisi duduk santai, sosok bangsawan itu tetap memancarkan wibawa dengan balutan pakaian yang memadukan warna hijau, merah, dan hitam.

Lukisan Earl of Glynn (1959) karya Affandi. Dok, Global Auction

Sementara itu dalam Dancer (1965), Affandi menampilkan sosok seorang penari yang anggun. Penari tersebut mengenakan pakaian tari tradisional berwarna hijau cerah dengan kain batik merah pink khas Bali. Salah satu tangan bertumpu di pinggul, sementara tangan lainnya membuat gerakan halus yang menampilkan keluwesan tari. Ekspresi wajahnya yang tenang namun penuh wibawa, dipadukan dengan mahkota bunga, mengajak penonton merasakan ritme dan semangat tarian. Latar belakang lukisan dipenuhi sapuan kuas dinamis dengan warna hijau, kuning, coklat, dan hitam menciptakan suasana yang hidup dan memukau.

Lukisan Dancer (1965) karya Hendra Affandi. Dok, Global Auction

Lukisan Karya Harijadi Sumadidjaja

Harijadi Sumadidjaja adalah pelukis otodidak yang juga merupakan tokoh penting dalam organisasi Seniman Indonesia Muda (SIM). Sebagai seorang seniman realis, ia memiliki peran besar dalam Revolusi Indonesia melalui karya-karya yang menggambarkan perjuangan rakyat.

Pada lelang kali ini, Global Auction menghadirkan lukisan berjudul Mr. Yip Tung Fun (1963), yang menggambarkan suasana di lokasi konstruksi. Di bagian depan, terlihat seorang pengusaha atau pengawas proyek, sementara di sekitarnya para pekerja sibuk melaksanakan tugas mereka.

Lukisan Mr. Yip Tung Fun (1963) karya Harijadi Sumadidjaja. Dok, Global Auction

Palet warna dalam lukisan ini didominasi oleh nuansa hijau tua, cokelat, dan abu-abu, yang menonjolkan kesan realistis pada adegan tersebut. Sentuhan biru cerah pada langit dan putih lembut di beberapa bagian menambah kontras dan keseimbangan dalam komposisi.

Lukisan Karya Sudjana Kerton

Sudjana Kerton adalah pelukis Indonesia yang lahir di Bandung pada masa transisi dari penjajahan Belanda menuju kemerdekaan. Pada awal 1950-an, ia memperdalam ilmu seni rupa di Eropa, termasuk di Belanda dan Prancis. Selain itu, ia mengeksplorasi peran seniman dalam Revolusi Meksiko selama kunjungannya ke negara tersebut, sebelum melanjutkan studinya di Art Students League of New York.

Lukisan Fallen Matador (1963) karya Sudjana Kerton. Dok, Global Auction

Hasil karyanya yang ditawarkan dalam lelang kali ini adalah lukisan berjudul Fallen Matador (1963), yang mengusung gaya kubisme. Lukisan ini menggambarkan ketegangan dramatis dalam sebuah pertarungan banteng dengan sosok seorang matador tergeletak kalah. Sang matador mengenakan pakaian hijau dan kuning yang mewah, kontras dengan posenya yang lemah dan tak berdaya. Di atasnya, seekor banteng yang gagah berdiri dengan sikap penuh kekuatan.

Lukisan Karya S. Sudjojono

Lukisan Orchid (1967) karya S. Sudjojono. Dok, Global Auction

Lukisan Orchid (1967) karya S. Sudjojono dengan indah menggambarkan kelembutan bunga anggrek yang sedang mekar. Komposisinya menonjolkan sekumpulan anggrek dengan kelopak bunga berwarna putih, kuning, dan merah muda, yang kontras dengan latar belakang gelap dedaunan dan tanah, mempertegas keanggunan bunga tersebut.

S. Sudjojono sendiri dikenal sebagai Bapak Seni Modern Indonesia, juga seorang seniman dan kritikus yang berperan penting dalam perkembangan seni di Indonesia. Ia mendirikan kelompok berpengaruh seperti PERSAGI (Persatuan Ahli Gambar Indonesia) dan Seniman Indonesia Muda. Global Auction sebelumnya juga telah beberapa kali melelang lukisan-lukisan milik Sudjojono, yang selalu menarik perhatian kolektor seni di seluruh dunia.

Lukisan Karya Widayat

Widayat adalah seorang pelopor seni modern Indonesia yang lahir pada tahun 1923. Ia merupakan salah satu angkatan pertama dari Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) di Yogyakarta. Setelah lulus pada tahun 1954, Widayat mengabdikan dirinya untuk mengajar di akademi tersebut, mencetak generasi seniman masa depan. Karya-karyanya dikenal karena perpaduan unik antara tradisi Indonesia dan estetika kontemporer, sering kali memancarkan pesona magis.

Salah satu karya ikoniknya, Flamboyant Tree at the Foot of the Hill (1989), kini ditawarkan dalam lelang oleh Global Auction. Lukisan ini menggambarkan pohon flamboyan yang berdiri kokoh di kaki bukit, dengan dedaunan merah cerah yang mencolok di tengah latar belakang pemandangan biru dan hijau yang menenangkan. Batang pohon yang berliku dan cabang-cabangnya yang menjalar mendominasi bagian depan lukisan, memberikan kesan kuat dan penuh karakter.

Lukisan Flamboyant Tree at the Foot of the Hill (1989) karya Widayat. Dok, Global Auction

Selain karya dari enam maestro seni Indonesia yang telah disebutkan, masih ada beberapa karya seni lukis dari seniman berbakat lainnya yang ditawarkan, di antaranya Sunaryo dengan Three Dancers (2007), Ahmad Sadali melalui Blue Texture (1987), hingga Arie Smit dengan Girl Passing the Temple (2004). Lelang juga menawarkan karya kontemporer dari seniman modern serta berbagai pilihan patung yang telah dipilih dan dikurasi dengan cermat.

Kolektor dan pecinta seni dapat mengunjungi galeri Global Auction di Jl. Tanah Abang IV No. 23-35, Jakarta Pusat untuk melihat karya-karya yang ditawarkan, dari tanggal 12 hingga 28 November 2024. Galeri tersebut buka setiap hari mulai pukul 09.00 hingga 17.00 WIB.

Lelang online sendiri akan dimulai pada Kamis, 28 November 2024, pukul 19.00 WIB. Pendaftaran dapat dilakukan melalui situs bid.global.auction

Baca artikel lainnya https://written.id/event/melihat-148-karya-seni-terkemuka-di-lelang-global-auction/

SHARE :
WhatsApp
Facebook
Twitter
Email
Artikel Lainnya