Saat Cahaya Bercerita di Creative Jakarta SDF 2025

Dalam sebuah ruang, pencahayaan adalah “jiwa” yang sering tak terlihat namun paling terasa. Di tengah gegap gempita Seoul Design Festival (SDF) 2025, kategori Lighting di paviliun Creative Jakarta hadir untuk mengingatkan kita akan hal itu. Tiga jenama terpilih—Manawa, Mohoi, dan Lampu Runa—datang bukan sekadar untuk mengusir gelap, melainkan untuk memahat ruang dengan cahaya dan bayangan.

Di bawah tema “Earth Society”, ketiga jenama ini menerjemahkan material fisik menjadi pengalaman visual yang imersif. Mereka menawarkan spektrum suasana yang luas: dari kehangatan alam yang raw hingga modernitas urban yang chic.

Mari kita nyalakan sorotan pada ketiga jenama cahaya ini.

Manawa: Gradasi Warna dalam Bentuk Modern

Jika kamu mencari pencahayaan yang juga berfungsi sebagai statement piece seni, Manawa adalah jawabannya. Jenama ini dikenal dengan kepiawaiannya mengolah material polycarbonate menjadi bentuk-bentuk modern dengan permainan warna yang memukau.

Koleksi Manawa sering kali menampilkan gradasi warna yang halus—seperti smoke, amber, atau turquoise—yang ketika dinyalakan, memendarkan cahaya lembut yang misterius. Di SDF 2025, Manawa membawa nuansa kontemporer Jakarta yang sophisticated. Lampu-lampu mereka tidak hanya menerangi meja atau sudut ruang, tapi juga menciptakan “mood” instan yang tenang namun penuh warna, seolah membawa potongan langit senja Jakarta ke dalam interior rumahmu.

Mohoi: Pendar Hangat dari Bilah Bambu

Berbeda dengan Manawa yang sleek, Mohoi (Morotai Home Indonesia) membawa kita kembali memijak bumi. Didirikan dengan visi keberlanjutan, Mohoi mengeksplorasi potensi bambu Indonesia—material yang sering dipandang sebelah mata—menjadi karya desain kelas dunia.

Kekuatan Mohoi terletak pada bagaimana mereka memperlakukan serat bambu. Bilah-bilah bambu disusun sedemikian rupa sehingga cahaya yang keluar tidak langsung menyorot tajam, melainkan berpendar menembus celah-celah serat, menciptakan pola bayangan artistik di dinding sekitarnya. Kehadiran Mohoi di Seoul menjadi representasi sempurna dari “Earth Society”: desain yang ramah lingkungan, berkelanjutan, dan memancarkan kehangatan tropis yang autentik.

Lampu Runa: Pahatan Cahaya dari Logam

Terakhir, ada Lampu Runa, jenama yang memperlakukan lampu layaknya perhiasan bagi sebuah ruangan. Mengambil DNA dari keahlian kriya logam dan kawat (wire bending), Lampu Runa menghadirkan desain yang sculptural dan penuh detail.

Struktur lampu mereka sering kali terbuat dari lilitan logam yang rumit tapi luwes. Saat lampu dinyalakan, struktur ini menciptakan siluet bayangan yang dramatis dan teatrikal. Lampu Runa bukan sekadar alat penerang; ia adalah instalasi seni yang berdiri tegak (atau menggantung) dengan karakter kuat. Bagi pengunjung SDF yang mencari elemen dekoratif dengan sentuhan craftsmanship tinggi dan nuansa industrial yang artistik, Lampu Runa adalah primadona yang sulit diabaikan.

Ketiga jenama ini menutup rangkaian cerita dari paviliun Creative Jakarta dengan indah. Manawa dengan warna modernnya, Mohoi dengan kehangatan bambunya, dan Lampu Runa dengan pahatan logamnya—semuanya membuktikan bahwa desainer Jakarta mampu “menemukan jalan” (Wayfinding) untuk bersinar terang di panggung global.

Cahaya mana yang paling ingin kamu bawa pulang untuk menemani malam-malammu?

SHARE :
WhatsApp
Facebook
Twitter
Email
Artikel Lainnya