Ada pepatah yang mengatakan, Words are mightier than swords. Sepanjang sejarah manusia rangkaian kata-kata memang terkadang lebih ampuh “menusuk” dibanding pedang paling tajam sekalipun. Kata-kata dapat memberikan suara bagi kaum marginal, melengserkan sistem pemerintahan korup, menyulut dan memicu perubahan.
Semangat kekuatan written words itulah yang melandasi pergelaran Ubud Writers & Readers Festival 2023. Berbagai program UWRF tahun ini akan membahas diskusi-diskusi menarik seperti soal reformasi, lingkungan, kesetaraan gender, apropriasi budaya, hingga pengaruh sosok queer dalam puisi.
Nama Besar di UWRF 2023
Tahun ini UWRF (baru) menginjak usia ke-20, dan tiap tahunnya mereka sukses jadi melting pot penulis-penulis dari seluruh dunia, baik yang sudah kawakan maupun yang tengah naik daun. Dari kubu sastrawan kawakan, kehadiran Putu Wijaya, Sujiwo Tedjo, dan Goenawan Mohammad dalam UWRF 2023 layak dinantikan.
Putu Wijaya, sang penulis serbabisa (novelis, jurnalis, penulis drama teater dan skenario film), akan jadi pembicara utama dalam sesi “Transformation Through Literature” di mana ia akan membahas soal perubahan-perubahan yang terjadi di Tanah Air yang terpicu oleh karya sastra. Sujiwo Tedjo, yang tenar juga sebagai aktor dan dalang, bakal angkat tema “Apa Kabar, Indonesia?” yang menelusuri perkembangan riwayat sejarah Indonesia melalui perspektifnya yang unik. Sementara Goenawan Muhammad, sang pendiri majalah Tempo yang jadi corong kritik pemerintah, bakal jadi fokus utama dalam program introspeksi kariernya sebagai sastrawan.
Penulis wanita asal Indonesia juga bakal jadi highlight UWRF 2023. Pastinya negeri kita tak kekurangan penulis wanita berprestasi. Dee Lestari akan memiliki sesinya sendiri membahas perjalanan karier dan proses kreatifnya sebagai penulis, terutama untuk novelnya yang paling terkenal, Supernova. Sementara dalam sesi “The Women Shaping Indonesian Literature”, trio penulis wanita senior-junior ternama hadir jadi pembicara: Leila Chudori (Laut Bercerita), Intan Paramaditha (Sihir Perempuan), dan Lala Bohang (The Book of Forbidden Feeling).
Bicara Sustainability
Salah satu keunggulan Ubud Writers & Readers Festival adalah kejelian mengangkat tema-tema yang relevan saat ini. Mengamati isu climate change dan sustainability yang kian memanas belakangan ini, maka mereka pun mendatangkan Vandana Shiva—tak dimungkiri salah satu sosok yang paling dinantikan dalam UWRF 2023.
Penulis dan eco activist asal India ini telah dikenal sebagai sosok yang sangat vokal akan kritikannya terhadap big business yang kerap mengorbankan kelestarian lingkungan demi profit. Shiva juga salah satu pelopor slow food movement, yang merupakan antitesis gaya hidup fast food yang serba instan. Serta penulis beberapa buku tentang lingkungan best-seller seperti Making Peace with Earth dan Ecofeminism. Untuk judul yang terakhir itu juga bakal jadi tema sesi diskusi tersendiri yang disampaikan oleh Shiva pada festival.
Masih banyak penulis-penulis kelas dunia serta program-program menarik lainnya yang ditawarkan Ubud Writers & Readers Festival 2023. Kamu yang bercita-cita jadi penulis juga bisa ikutan kursus singkat untuk creative writing juga. Indonesia memang tergolong negara dengan tingkat minat membaca yang tergolong rendah tapi bila kamu salah satu dari “spesies” langka pecinta buku, maka dalam UWRF, you will find your tribe. Catat tanggalnya: 19 Oktober – 22 Oktober 2023.