Basoeki atau Basuki?
Loh, mana yang benar, Basoeki Abdullah atau Basuki Abdullah? Sama aja.
Yang satu ejaan modern, satu ejaan lama. Keduanya sama-sama merujuk pada sang duta lukis Indonesia, Basoeki Abdullah. Jadi, apa yang menentukan ejaan mana yang sebaiknya dipakai? Tergantung, untuk sosok Basoeki, yang muncul di bagian atas laman search engine adalah Basuki. Jadi, Written memakai ejaan yang sama. Bukan ikut-ikutan, tapi ini adalah satu dari ratusan cara untuk stay on the radar dan tetap relevan.
Kenapa dalam Format Digital?
Sama seperti pameran Indonesia Dalam Sketsa: Basoeki Abdullah persembahan Galeri Indonesia Kaya. Ada 14 lukisan Basoeki yang disajikan dalam format digital. Dimulai dengan kolase kumpulan ilustrasi Basoeki sang pelaku seni rupa, dan sejumlah sosok yang pernah ia lukis, sampai pertarungan emosi dalam hati Basoeki yang ditumpahkannya di atas kanvas. Di antara itu juga ada potret yang “hidup” dalam setiap piguranya. Bahkan narasi biografi singkatnya saja diceritakan dengan merdu.
Alasan pameran Indonesia Dalam Sketsa disajikan secara immersive adalah agar menarik para generasi muda. Tepatnya para generasi Z dan seterusnya. Karena memang generasi ini tumbuh besar dengan moving images. Ada juga faktor lain seperti attention span yang singkat dan pergerakan yang instan. Pameran Indonesia Dalam Sketsa ini jadi salah satu upaya para pelaku seni mengakomodasi perubahan generasi (generational shift) tersebut. It’s a win-win for every generation.
Indonesia Dalam Sketsa dibuka berdekatan dengan Hari Pahlawan, yang diperingati setiap tanggal 10 November. Renitasari Adrian, selaku Program Director di Bakti Budaya di Djarum Foundation, turut berpendapat kalau seniman ini juga layak disebut pahlawan. Bedanya, mereka berjuang di atas kanvas menggunakan kuas sebagai senjata, dan cat layaknya amunisi. Merekam kejadian sampai fenomena yang sekarang kita kenal sebagai momen bersejarah.
Tidak sendiri, Galeri Indonesia Kaya bersama sama dengan Gondola Team untuk pameran pertama Indonesia Dalam Sketsa: Basoeki Abdullah ini. Mikke Susanto, kurator seni yang telah meneliti sosok dan lukisan Basoeki sejak satu dekade lalu juga terlibat di pameran immersive ini.
Cecilia Sidhawati, putri Basoeki Abdullah, turut membagikan sedikit cerita tentang bapaknya. Seperti bagaimana sosok yang membesarkannya ini senang melukis di tempat yang tenang. “Di sini, ada dua lukisan Bapak yang energinya lebih kuat dengan sajian immersive ini. Satu di antaranya adalah Flora dan Fauna Kekayaan Langka yang berunsur keindahan. Satu lagi Perubahan Kehidupan Dunia, yang emosi bapak lebih terlihat lagi,” ucapnya.
Fun fact: Cecilia juga mengaku kalau sang bapak melibatkan pendapat putrinya ini dalam lukisan Flora dan Fauna Kekayaan Langka. Bagaimana hasilnya? Segera kunjungi Galeri Indonesia Kaya yang terletak di West Mall, Grand Indonesia. Berlangsung sampai April 2025 dan tidak memungut biaya, lho!
14 daftar lukisan di Indonesia Dalam Sketsa: Basoeki Abdullahhttps://drive.google.com/file/d/1xa1xsfOR6wv0kbeuWLPCS4u0xgfFri3c
- Flora dan Fauna Kekayaan Langka (1980-an)
- Perubahan Kehidupan Dunia (1960-70an)
- Sungai Tak Pernah Kembali (1970-an)
- Pantai Flores (1942)
- Jika Tuhan Murka (1950)
- Pemandangan di Kintamani (1950-an)
- Landscape of Gunung Merapi (1970-an)
- Bima Suci Berjuanglah Sampai Tercapai (1984)
- Pertempuran Gatotkaca Lawan Antasena Memperebutkan Sembadra (1954)
- Perkelahian Antara Rahwana dan Jatayu Memperebutkan Sita (1950-1954)
- Potret Diri Basoeki Abdullah (1940-an)
- Potret Diri RA Kartini (1976)
- Potret Diri Ir. Soekarno
- Potret Diri dr. Wahidin Sudirohusodo
Selain pameran Indonesia Dalam Sketsa: Basoeki Abdullah, ada juga Museum Basoeki Abdullah yang terbuka untuk umum dan dapat kamu kunjungi. Awal bulan Desember juga menjadi momen yang dinanti-nanti untuk mereka yang sudah mengirim karya untuk memenangkan Basoeki Abdullah Art Award.