Seni kontemporer sebenarnya sudah pernah dijelaskan di artikel Perbedaan Seni Kontemporer dan Seni Modern. Tapi simpelnya begini, yang bisa disebut “karya kontemporer” adalah karya yang dipengaruhi oleh situasi sekitarnya saat itu. Golongan seni yang satu ini ikut berkembang dengan zaman. Enggak ada aturan mutlak. Kamu dapat melihatnya dalam bentuk lukisan, patung, instalasi, fotografi, pentas seni, musik, sampai video sekalipun.
Small Flies and Other Wings, 2013, karya Christine Ay Tjoe, Dok. Artsy
Jadi, apakah setiap karya pernah menjadi “kontemporer” di periode tertentu? Atau karena sejarah yang kerap terulang kembali—setiap karya seni kontemporer pantas mendapat komentar “Ah, udah ada yang pernah bikin ini” atau “Gini doang, gue juga bisa” ?
Banyak jurnal yang menyatakan kalau era contemporary arts ini lahir di sekitar tahun 1960 atau awal tahun 1970. Tepatnya setelah era modernisme usai. Seringnya, para seniman kontemporer mempunyai keunikannya masing-masing. Interpretasi mereka begitu luas dan baragam. Banyak dari mereka yang mencari jati dirinya, dari segi budaya atau personal, dengan berpendapat soal keadaan sosial dan lembaga tinggi negara.
I’m Still Lucky, 2001, karya Nyoman Masriadi, Dok. Sarasvati
Seringnya, dinamika kombinasi seni ini, yang terbangun dari material, konsep, metode, hingga topik itu tidak “sesuai” dengan disiplin seni tradisional. Saking luasnya, dunia dalan contemporary arts agak sulit untuk diberikan gambaran yang dapat diaplikasikan secara merata.
Dikutip dari karya Sumartono yang berjudul Peran Kekuasaan dalam Seni Rupa Kontemporer, “Orientasi bebas dan medium yang tidak terbatas memunculkan karya-karya dengan media-media inkonvesional, lebih berani menggunakan konteks sosial, ekonomi, serta politik.” Ada seorang kolektor berpendapat kalau visual itu nomor dua dalam seni kontemporer. Pesan di baliknya lebih penting.
Malaikat yang Menjaga Hankamnas, 2013, karya Agus Suwage, Dok. IndoArtNow
Benang merah terlihat dari para senimannya. Mereka semua bergerak di bawah payung eksperimen dan inovasi. Makanya, tak jarang karya yang dilahirkan dan pamerkan sering menimbulkan kontroversi. Kata “provokatif” juga sering mendarat di ulasan pamerannya. Sesungguhnya, mereka hanya semata hanya berekspresi sebagai seniman, sambil mengajak para penikmat seni dan pengunjung pameran untuk berdiskusi secara kritis di ruang terbuka.
Ciri-Ciri Karya Seni Kontemporer
- Orientasi bebas.
- Beragam bentuk dan material yang digunakan.
- Seringnya tidak mengikuti peraturan seni konvensional.
- Karyanya bersifat seperti cerminan banga yang bersuara tentang keadaan sosial, ekonomi, dan politik.
- Selalu berkembang mengikuti zaman.