Jabat tangan atau bersalaman adalah sebuah bahasa universal yang mudah dimengerti. Baru kenal? Bersalaman. Pamit dengan orang tua? Bersalaman. Minta maaf? Bersalaman. Sekarang malah dilarang. Selain jabat tangan, apa lagi yang berubah karena munculnya virus corona? Banyak, dan salah satunya adalah ilustrasi rambu.
Sama halnya dengan rambu orang bermasker, biasanya kamu melihat ilustrasi rambu ini di rumah sakit, sekarang justru ada di mana-mana. Sudah pernah melihat langsung?
Termasuk dalam elemen Desain Komunikasi Visual, ikon, ilustrasi rambu, atau signage tergabung dalam kategori yang disebut wayfinding. Seperti namanya, wayfinding adalah sistem informasi yang memandu orang untuk memahami ruang sekitarnya. Bandar udara, universitas, dan rumah sakit adalah tiga contoh tempat di mana kamu bisa menemukan banyak ilustrasi rambu petunjuk.
Sekarang hampir semua aktivitas berjalan seperti normal, bukan new normal ya. Kalau di Indonesia istilahnya masa transisi. Ya, mau bagaimanapun transisi ini dijalankan, ada satu yang hal yang jelas: tidak ada yang akan berjalan seperti sebelumnya. No business as usual.
Kenapa demikian? Karena pandemi Covid-19 mengharuskan semua orang untuk menjalani aktivitas sehari-hari dengan peraturan baru. Desperate times call for desperate measures, they say.
Ketika melihat satu tanda, barangkali kamu pernah dengar omongan yang berbunyi “Kecil! Saya juga bisa bikin itu.” Jangan anggap enteng dulu, dibutuhkan proses yang panjang dan teliti untuk membuat suatu sign, lho. Jangan salah, desain petunjuk yang baik dan informatif itu bisa menyelesaikan pertanyaan banyak orang.
Simak beberapa tanda yang sering kali hadir beberapa bulan belakangan ini:
1. Tata cara memakai dan membersihkan masker kain
Banyak pihak yang lebih membutuhkan masker medis daripada kita yang dihimbau untuk di rumah saja. Untuk kita yang sesekali pergi ke supermarket ataupun kantor lebih dianjurkan untuk menggunakan masker yang terbuat dari kain atau bahan scuba. Selain bisa dipakai berulang kali, kita juga berkontribusi untuk menjaga bumi!
2. Menjaga kebersihan makanan
Kebersihan bahan makanan adalah urusan kita semua. Di saat seperti ini, ada baiknya kita lebih berhati-hati saat bersantap. Jangan malas untuk menghangatkan kembali makanan di oven atau microwave, mencuci buah dan sayuran dengan benar, memasak hingga matang, dan sebagainya.
3. Cara menyapa selain salam, peluk, dan tos
Seperti yang tadi sudah dijelaskan di atas, beginilah cara yang dianjurkan oleh WHO untuk menyapa orang lain.
4. No mask, no pizza.
Tidak terus-terusan serius, ada juga signage yang mengandung unsur humor.
5. Jaga jarak aman
Meski tidak berhadapan, ada baiknya kamu tidak berdiri terlalu dekat dengan orang asing. Seperti imbauan WHO, para dokter, dan juga ilmuwan, jarak amannya adalah 1-2 meter. (Meski terakhir ada update kalau virus corona dapat menyebar lebih jauh dalam bentuk aerosol, belum ada penelitian terbaru mengenai jarak aman).
6. Regulasi baru di restoran
Saat makan di restoran, kamu memiliki resiko terpapar coronavirus lebih tinggi daripada diam di rumah saja. Namun, jika memang keadaan memaksa kamu untuk dine-in, selalu perhatikan meja mana yang sudah diberi tanda untuk tidak diduduki, dan jangan lupa untuk membuat reservasi terlebih dahulu.
7. Regulasi baru di tempat olah raga
Untuk kamu yang menjalani aktivitas olahraga di tempat umum, cobalah untuk lebih berhati-hati. Belum terbukti bahwa Covid-19 ini dapat tertular lewat keringat, tapi tetap ada penyakit yang bisa menular lho. Berbeda dengan tempat umum lainnya, pusat kebugaran memiliki tanda yang jarang kamu temukan di tempat lain. Seperti tanda yang meminta kamu untuk membersihkan setiap alat sebelum dan sesudah kamu pakai.
Itu tadi adalah bentuk bagaimana desain merespons pandemi Covid-19, menarik kan?
Nah, meskipun sudah jelas adanya rambu-rambu dan regulasi baru, bukan berarti kamu bisa pergi seperti dulu, ya! Kalau tidak memiliki kepentingan, cobalah untuk di rumah saja, mari kita landaikan kurva coronavirus ini dengan cara yang pintar!
Stay safe!