Kalau tanaman pembersih udara pernah ramai jadi perbincangan di kala pandemi covid-19 lalu, kali ini kembali muncul untuk isu yang sangat mendasar. Ya! Kualitas udara.
Kualitas udara yang buruk, ngga layak, bahkan beracun, benar-benar mengancam ketenangan kita belakangan ini. Udara yang bersih rasanya jadi sesuatu yang mewah banget.
Untuk elemen kebutuhan hidup paling dasar bernama udara ini, kini, kita harus menaruh upaya lebih. Upaya lebih agar udara yang kita hirup ini, setidaknya, berkualitas cukup layak dan yang penting memperkecil kemungkinan terjangkit segala penyakit.
Mulai dari mata gatal sampai infeksi saluran pernapasan menjadi berita yang mengganggu kesehatan segala lapisan masyarakat akhir-akhir ini. Untuk itu, apapun usaha memperbaiki lingkungan, baiknya sama-sama kita kerjakan.
Salah satunya, apalagi kalau bukan memastikan lingkungan terkecil kita, rumah, dalam keadaan cukup baik. Dengan beberapa tanaman, konon, kualitas udara di dalam ruangan bisa menjadi lebih baik. Mulai dari membersihkan udaranya sampai menyerap racun di dalam ruangan, khasiat beberapa tanaman pembersih udara ini kembali jadi senjata kita memerangi udara kotor dan penyakit.
Lidah Mertua
Penelitian menunjukkan, lidah mertua merupakan tanaman hias yang mampu menghasilkan oksigen (O2) lebih banyak, dibanding dengan jenis tanaman hias lainnya, serta menyerap polusi; mulai dari karbon monoksida (CO), benzena, formaldehyde, xylene, hingga toluene. Zat-zat ini merupakan zat racun yang banyak dikaitkan dengan kanker. Wow!
Tanaman pembersih udara dengan bentuk yang estetis ini juga menghilangkan jumlah yang wajar radiasi dari perangkat elektronik rumah tangga, termasuk ponsel dan TV. Oleh karena itu, bentuknya yang kokoh, tegak, dengan ujung runcing makin membuatnya cocok di tempatkan di sudut ruang TV.
Tanaman dengan genus Sansevieria ini bisa menyerap karbondioksida dan melepaskan oksigen di malam hari. Karenanya, menempatkan lidah mertua di kamar tidur rasanya juga bisa jadi langkah menciptakan ruangan untuk istirahat yang berkualitas.
Sri Rejeki
Tanaman sri rejeki adalah salah satu jenis flora yang ditetapkan oleh NASA melalui studi kebersihan udara sebagai tanaman yang efektif menghilangkan polutan rumah tangga. Tanaman aglaonema ini juga mempunyai khasiat sebagai anti bakteri yang menekan jumlah populasi spora jamur hingga 50%.
Terdapat penelitian yang mengatakan jika tanaman aglaonema dikombinasikan dengan tanaman lidah mertua dapat menggantikan fungsi dari AC dalam memfilter udara. Perpaduan keduanya dapat menyerap polutan di udara, seperti asap rokok dan menetralisasinya.
Tanaman Laba Laba
Tanaman laba-laba atau spider plant ini merupakan bagian dari NASA Clean Air Study. Tanaman yang dikenal juga dengan sebutan lili paris ini diklaim dapat menghilangkan lebih dari 95 persen agen beracun dari udara. Hasil studi menunjukkan, tanaman laba-laba paling efektif dalam menghilangkan karbon monoksida, formaldehida, xilena, dan toluena.
Di kawasan perkotaan, sumber utama karbon monoksida adalah gas buang kendaraan bermotor. Kompor gas, lemari es, asap tembakau, tungku pembakaran kayu, perapian, dan pembakar bahan bakar fosil lainnya meningkatkan kadar karbon monoksida di dalam ruangan.
Tanaman laba-laba efektif dalam mengurangi kadar polutan ini dalam ruangan, membantu mengurangi kelelahan, sakit kepala, pilek, sakit tenggorokan, dan gejala seperti flu yang disebabkan oleh paparan karbon monoksida.
Merokok, penggunaan cat, memasak, kosmetik, pembakaran bahan bakar dari lalu lintas adalah beberapa sumber pemaparan emisi formaldehida. Risiko kesehatan yang signifikan dari formaldehida adalah bahwa ia menimbulkan risiko karsinogenik; menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan.
Formaldehida pun dapat mengiritasi mata, hidung, tenggorokan dan beberapa masalah pernapasan parah lainnya dan alergi. Ketika terkena formaldehida selama 24 jam, tanaman laba-laba mengurangi kadar formaldehida sekitar 88 persen.
Karet Kebo
Berdasarkan sebuah studi, hampir 1800 jenis bakteri tinggal di udara. Banyak dari bakteri merupakan bakteri berbahaya dan menyebabkan infeksi. Karet Kebo mampu mengurangi bakteri dan lumut sebanyak 50%.
Tanaman ini dapat tumbuh subur dalam cahaya sedang hingga rendah dan hanya membutuhkan penyiraman sesekali. Untuk itu, dengan perawatan yang mudah ini, karet kebo cocok ditempatkan di dalam ruangan.
Tanaman karet kebo mampu membersihkan partikel formaldehida dari udara. Paparan di dalam ruangan karena resin urea-formaldehida biasanya dihasilkan dari pembuatan lantai kayu, furnitur, papan partikel, panel, kabinet, karpet, bahkan penggunaan kasur baru.
Sirih Gading
Salah satu tanaman hias yang paling mudah, murah, tumbuh dengan cepat, dan bisa cantik seketika ditempatkan dalam wadah yang menarik adalah sirih gading. Dengan modal wadah berisi air saja, sirih gading bisa tumbuh mengias sudut ruangan.
Si gampang ini mampu menghilangkan polutan dalam ruangan. Hal ini berkat kandungan senyawa formaldehyde, xylene, dan benzene yang dimilikinya. Karena itu, sirih gading cocok ditempatkan di area rokok.
Selain menghilangkan polutan, tanaman yang dikenal juga dengan sebutan devil’s ivy ini juga mampu melembapkan udara. Kelembapan udara yang terjaga, menjauhkan kita dari flu dan pilek. Bonusnya, kulit juga lebih terhidrasi.
Kemampuan lainnya adalah menyerap racun, menghantar oksigen lebih banyak, sampai menyerap kotoran ikan sehingga sangat direkomendasikan untuk aquascape.
Palem Kuning
Kalau tanaman hias yang satu ini, sih, sudah sering banget kita lihat. Keberadaannya sering ditemui mulai dari rumah, kantor, sampai pusat perbelanjaan. Gimana tidak lazim, palem kuning ini memang tumbuh optimal dengan paparan cahaya yang tidak langsung.
Palem kuning secara biologis mengambil karbon dioksida dan melepaskan oksigen. Sama seperti sansevieria, palem kuning dapat menghilangkan bahan kimia berbahaya, seperti formaldehida, xilena, dan toluena.
Katanya, empat rumpun tanaman palem kuning dapat bekerja untuk 1 orang. Anda dapat meletakan tanaman ini di daerah yang terhalang cahaya. Meski tidak terkena cahaya secara langsung, tanaman yang disebut juga dengan telapak tebu emas ini cukup perlu sering disiram.
Bahkan, menurut sebuah artikel yang dirilis University of Vermont, tanaman keluarga pohon palem dapat membantu mengurangi kecemasan hingga 37%, mengurangi depresi sebesar 58%, dan kelelahan hingga 38%. Keren banget, ya!
Sebetulnya, masih banyak tanaman lain yang juga bisa meningkatkan kualitas udara. Apapun jenisnya, yang pasti, mengupayakan kebaikan alam dengan sesuatu yang lami adalah langkah yang lebih bijak.
Makanya, sebelum kita harus melangkah dengan sesuatu yang lebih rumit lagi, yuk, sama-sama kita mulai memperbaiki kualitas udara agar lebih bersih dimulai dari lingkungan terkecil kita lewat langkah sederhana yaitu melalui kehadiran tanaman-tanaman pembersih udara ini.