Arsitek wanita menjadi suatu hal yang tidak biasa. Kenapa? Konon, dunia arsitektur adalah dunia pria. Bila ditanya siapa arsitek yang tenar mendunia mungkin orang akan menjawab Frank Lloyd Wright, Le Corbusier, Gaudi, Gehry atau Niemeyer.
Arsitek wanita? Mungkin hanya Zaha Hadid yang mencuat menyelinap ke dalam daftar most famous architects, itupun Hadid termasuk arsitek generasi baru.
Bahkan Odile Decque, arsitek nyentrik asal Prancis, pernah berkomentar, “Enam-puluh persen dari siswa sekolah arsitektur secara global adalah wanita, tapi nyatanya hanya tigapuluh persen yang bekerja sebagai arsitek.”
Tak dimungkiri, arsitek wanita berpengaruh memang masih sedikit dibandingkan pria. Walau begitu, ada beberapa wanita yang sukses meniti karier sebagai arsitek dan mendulang pujian akan karya arsitektur yang unik nan memukau.
Siapa saja mereka? Berikut top 5 female architect pilihan Written..
Eileen Gray
Tak banyak wanita berprofesi sebagai arsitek di masa lampau. Eileen Gray (1878 – 1976) adalah pengecualian. Bisa dibilang Gray beruntung terlahirkan dalam keluarga aristokrat yang memberikannya akses kepada pendidikan layak.
Arsitek asal Irlandia ini menjadi wanita pertama yang mengenyam pendidikan di Slade School of Art pada 1898. Ia dicetuskan sebagai pelopor modern movement; cikal bakal konsep minimalisme. Salah satu karya Gray yang paling terkenal adalah vila pinggir pantai bernama E-1027 di Roqueor-un-Cap-Martin di Prancis.
Soal filosofi di balik rangkaian karyanya, Gray mengungkap “A house is not a machine. It is the shell of a man, his extension, his release, his spiritual emanation.”
Selain jadi arsitek, Gray juga menekuni profesi sebagai desainer produk. Salah satu karya yang terkemuka adalah Adjustable Table, kini terpajang di Museum of Modern Art (MoMA).
Ilse Crawford
Kalau kamu pernah nonton serial dokumenter Abstract di Netflix pasti sudah tak asing lagi dengan nama Ilse Crawford. Mantan editor Elle Decoration versi Inggris ini sebetulnya lebih dikenal sebagai interior designer.
Pada 2003 ia mendirikan Studioilse dengan spesialisasi desain yang people-centric. “I’m interested in things that are alive; I’m not interested in perfection,” ungkapnya.
Desain arsitektur karya Ilse tampak elegan tapi senantiasa fokus pada pergerakan manusia di dalamnya. Hal ini bisa kita lihat pada Ett Hem Hotel di Swedia dan community kitchen Refettorio Felix di London.
Maya Lin
Tak banyak arsitek wanita terkenal secara global, apalagi yang berkebangsaan Tionghoa. Oleh karena itu jejak prestasi Maya Lin, seorang Chinese-American, dalam dunia arsitektur sangatlah mengesankan.
Pada 2007, Maya Lin menempati peringkat 10 dalam daftar America’s Favorite Architect. Dan pada 2016 ia jadi penerima Presidential Medal of Freedom atas kontribusinya terhadap dunia arsitektur.
Wanita kelahiran tahun 1959 ini lebih dikenal akan karya monumen bersejarahnya, terutama Vietnam Veterans Memorial (1982) yang menjadi karya perdananya. Lin terpilih—berdasarkan angka—melalui sayembara desain.
Pada momen awal ini ia diremehkan karena isu kebangsaannya. Tapi nyatanya, memorial yang ia bangun di National Mall, Washington DC, itu hingga kini jadi yang terpopuler dari yang lain.
Pendekatan Lin sebagai arsitek mayoritas berkiblat pada alam. Meski tampak simple, konsep konstruksi Vietnam Veterans Memorial dimaksudkan sebagai luka pada bumi yang mewakili rasa sakit karena perang.
Sementara itu, karya lainnya yang tersohor adalah What’s Missing? Ini adalah sebuah karya instalasi audiovisual yang bercerita tentang kehilangan keanekaragaman hayati bumi.
Odile Decq
Meski dirinya bergaya gothic, karya arsitektural Odile Decq justru tak mencerminkan tampilannya. Pada 1990, ia merancang Banque Populaire de L’Ouest di Rennes, Prancis, yang bernuansa tegas menggunakan metal sebagai materi utama.
Sejak saat itu, kariernya sebagai arsitek meroket. Konsep yang ia usung sangat modern, megah, dan tegas. Terkadang, ia memberikan sentuhan merah seperti pada rooftop hunian mewah Antares di Barcelona. Beberapa karya yang tersohor lain Odile Decq termasuk Macro Museum di Roma dan Fangshan Tangshan National Geopark Museum di Nanjing.
Sebagai projek pribadi Odile mendirikan sekolah arsitektur, Confluence Institute for Innovation and Creative Strategies in Architecture. Sang goth girl ini juga aktif menyuarakan kesetaraan hak dalam dunia arsitektur.
Pada acara Venice Architecture Biennale, terinspirasi dari gerakan #MeToo di Amerika, Odile memimpin demo “Stand Up for Women in Architecture” karena ia melihat banyaknya diskriminasi dan pelecehan yang dialami oleh arsitek wanita.
Zaha Hadid
Dari deretan arsitek wanita terkenal saat ini, Zaha Hadid berada di urutan terdepan. Hasil rancangan arsitek asal Irak ini memang sangat khas.
Karya-karyanya selalu nampak futuristik, megah, sekaligus elegan. Di tangannya, material-material kokoh yang di tangannya bisa tampak lentur. Beberapa karya arsitektur Zaha Hadid yang menonjol termasuk Heydar Aliyev Cultural Center di Azerbaijan, Antwerp Port House di Belgia, Vitra Fire Station di Jerman, dan Rosenthal Center for Contemporary Art di Ohio. Yang terakhir ini menjadi museum pertama di dunia yang dirancang oleh wanita.
Pada 2004, Zaha menyabet penghargaan yang sangat prestisius dalam dunia arsitektur: Pritzker Architecture Prize—dan ia jadi arsitek wanita pertama yang menerimanya. “Hadid’s fragmented geometry and fluit mobility do more than create an abstract, dynamic beauty; this is a body of work that explores and expresses the world in,” ungkap kritikus arsitektur dan juri Pritzker, Ada Louise Huxtable.
Sayangnya, Hadid meninggal tak terduga di usia 65 tahun pada 2016. Namun melalui karya-karya arsitekturnya yang fenomenal, her legacy lives on.