Mengintip Desain Hotel Four Seasons Otemachi

16 August 2020

Arinta Wirasto

Beberapa waktu lalu, tim Written berkesempatan untuk mengikuti sesi Instagram Live yang diadakan oleh perusahaan manufaktur asal Amerika Serikat, Kohler. Kali ini Kohler mengajak Jean-Michel Gathy, desainer prinsipal dari Denniston yang bertanggung jawab atas desain dari sejumlah hotel dan resort prestisius dunia seperti Aman, Park Hyatt, dan bangunan ikonis Marina Bay Sands (pasti tahu, dong?)

Kali ini, Jean-Michel berkesempatan untuk memberi preview proyek yang tengah Ia kerjakan, yaitu hotel Four Seasons Otemachi, Tokyo yang akan dibuka bulan September mendatang. Proyek ini menjadi tantangan tersendiri bagi Jean-Michel yang harus menggabungkan nilai tradisi selagi mempertahankan unsur modern dan bisnis. DNA dari hotel ini sendiri bertumpu pada autentisitas kultur Jepang dengan perpaduan modern.

Prinsip ini kemudian diterjemahkan ke dalam desain di berbagai area hotel seperti lobby, kamar, lounge, hingga ruangan spa. Hal ini juga bisa dilihat dari detail kecil namun bermakna seperti pilar lobby yang didesain layaknya bento box, alat makan yang lazim digunakan di Jepang. Warna merah mendominasi pilar di area lobby sebagai cerminan dari kepercayaan Shinto untuk mengusir roh jahat. Jika kamu sering membaca komik horor Jepang, tentunya hal ini sudah tidak asing, kan?

Atensi pada detail di area lobby pun terlihat dari elemen ikebana bertuliskan seasons pada dinding di belakang meja resepsionis dan lampu gantung (chandelier) bergaya Eropa sebagai infusi kultur yang ingin diperlihatkan oleh Jean-Michel.  

Seperti bangunan lainnya di Tokyo, Four Seasons Otemachi pun bertingkat tinggi. Ketika sampai di area lounge di lantai 39, kamu bisa melihat pemandangan memesona menghadap gunung Fujiyama dan Imperial Palace di sisi barat. Ini merupakan hal penting untuk diperhatikan. Pasalnya di Jepang, sebuah desain tidak boleh mendominasi dan melihat ke bawah sebagai tanda memandang rendah kekaisaran. Maka dari itu, tim dari Denniston membuat kolam kecil selebar 4 meter yang membatasi pengunjung untuk mendekat ke arah jendela. “Inisiatif ini pun sangat dihargai oleh orang Jepang”, ujar Jean-Michel. 

Area terakhir yang disoroti pada perbincangan ini adalah ruangan spa. Pintu masuk dihias dengan instalasi seni sebesar 12x5m yang dibesut dengan kain dan atribut sagan atau elemen sedotan yang biasa digunakan untuk desain bangunan di Jepang.

Share:

Artikel Lainnya