Mulai dari kendaraan sampai HP yang di genggaman kamu sekarang itu semuanya melalui proses desain. Yuk kenali segala hal tentang desain produk.
Coba lihat benda yang paling dekat dari tanganmu saat ini. Pulpen? Cincin? Sendok? Kemanapun mata kita mengarah, kita pasti menemukan hasil dari sebuah desain produk. Semua produk yang hingga saat ini kita gunakan ialah perancangan dan perencanaan suatu benda, agar memiliki nilai lebih dalam berbagai aspek kehidupan.
Misalnya sebagai manusia, tidak mungkin, kan, kita berdiri terus. Ada kalanya, kita harus melakukan kegiatan ataupun tidak sama sekali dalam posisi duduk. Karena ada aktivitas duduk inilah, diperlukanlah sebuah benda yang dapat memfasilitasi sikap duduk. Dari sini, terciptalah kursi, bangku, dingklik, stool, yang pada akhirnya sesuai dengan kebutuhan spesifik masing-masing sikap.
Pengertian Desain Produk
Dalam bahasa sehari-hari kata desain sering diartikan sebagai sebuah perancangan, rencana atau gagasan. Pengertian seperti ini tidak sepenuhnya salah tetapi juga tidak sepenuhnya benar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “desain” sepadan dengan kata perancangan. Namun, kata merancang/rancang aau rancang bangun yang sering disepadankan dengan kata desain ini nampaknya belum dapat mengartikan desain secara lebih luas.
Kata “desain” yang merupakan berasal dari kata “design” (bahasa Inggris) tetap dipertahankan. Kata desain ini menggeser kata “rancang bangun” karena kata tersebut tidak dapat mewadahi kegiatan, keilmuan, keluasan dan pamor profesi atau kompetensi, (Sachari, 2000).
Jika istilah ‘desain’ bermakna ‘rencana’, maka ‘rencana’ adalah benda yang dihasilkan dalam proses perencanaan. Kegiatannya disebut ’merencana’ atau ‘mencananakan’. Pelaksananya disebut ‘perencana’, sedangkan segala sesuatu yang berkaitan erat dengan proses pelaksanaan pembuatan suatu rencana, disebut ‘perencanaan’. Jadi kata ‘mendesain’ mempunyai pengertian yang secara umum setara dengan ‘merencana, merancang, rancang bangun, atau merekayasa, yang artinya setara dengan istilah ‘to design’ atau ‘designing’ (Bahasa Inggris). Istilah mendesain mempunyai makna melakukan kegiatan/ aktivitas/proses untuk menghasilkan suatu desain (Palgunadi, 2007).
Dengan demikian, desain bukan semata mata rancangan diatas kertas, tetapi juga proses secara keseluruhan sampai karya tersebut terwujud dan memiliki nilai. Desain yang merupakan aktivitas praktis yang meliputi juga unsur-unsur ekonomi, sosial, teknologi dan budaya dalam berbagai dinamikanya.
Dari kata “desain”, produk yang dihasilkan tentunya berkaitan dengan “bentuk” serta “fungsi”. Desain harus menghasilkan karya yang berguna, dapat memecahkan masalah dalam kehidupan, serta memiliki bentuk dengan nilai keindahan di dalamnya. Jika nilai-nilai ini berhasil dicapai, baru tercipta produk desain.
Meski memenuhi nilai-nilai di atas, sebuah karya desain produk tak jua serta merta layak dikonsumsi massal. Dalam ilmu desain, Desain Produk ialah cabang ilmu dengan interdisiplin ilmu yang tinggi. Untuk sampai ke tangan konsumen, suatu karya desain produk melibatkan estetika, teknik industri, teknologi, desain grafis, hingga manajemen. Hal itu karena tujuan dari desain produk sendiri memang mencakup banyak hal.
Tujuan Proses Desain Produk dan Fungsinya
Ulrich & Eppinger (2008: 190) mengutip dari Drefyus (1967) menerangkan bahwa terdapat 5 tujuan penting dalam proses desain produk, yaitu :
- Utility (Kegunaan)
Produk yang digunakan harus aman dan mudah pada saat digunakan
- Appearance (Tampilan)
Tampilan produk harus unik dan indah agar menjadi produk yang menarik.
- Easy to maintenance (Kemudahan pemeliharaan)
Rancangan produk tidak hanya sebatas untuk penggunaannya saja, namun harus dirancang agar mudah untuk dirawat dan diperbaiki juga
- Low cost (Biaya rendah)
Produk yang dirancang harus dapat diproduksi dengan biaya yang rendah agar dapat bersaing
- Communication (Komunikasi)
Desain produk harus dapat mengomunikasikan filosofi dan misi perusahaan atau perancang kepada konsumen
Secara objek, desain produk sendiri memiliki fungsi sebagai berikut:
- Menjadi identitas (brand) dari produk
- Melindungi produk (quality control)
- Menambah nilai produk
Ruang Lingkup Desain Produk
Desain produk merupakan terjemahan dari Industrial Design. Sebagian para ahli menerjemahkan Industrial Design dengan Desain Produk dan sebagian lainnya menerjemahkan dengan Desain Industri. Penerjemahan “Desain Industri” dirasa kurang tepat, karena yang didesain bukanlah industrinya melainkan produknya. (Adhi Nugraha,1989). Dalam perkembangan zaman, selanjutnya profesi bidang ilmu ini terbagi atas beberapa kelompok kompetensi yang sangat mungkin mungkin juga dapat berkembang sejalan dengan perkembangan zaman ke depan lagi
a. Desain produk peralatan
b. Desain perkakas lingkungan
c. Desain alat transportasi
d. Desain produk kerajinan (Kriya)
Meski dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, namun secara umum, membuat suatu desain produk mempunyai mekanisme yang sama dalam berpikir kreatif untuk perancangan sebuah produk. Pada akhirnya, produk tersebut harus mampu memenuhi nilai-nilai fungsional yang tepat dan menjadi solusi bagi masalah yang dihadapi manusia.
Mendesain sebuah produk berarti membaca sebuah pasar, kemauan masyarakat, kemampuan masyarakat, pola pikir masyarakat serta banyak aspek lain yang akhirnya mesti diterjemahkan dan diaplikasikan dalam perancangan sebuah produk. Kemampuan sebuah produk bertahan dalam siklus sebuah pasar ditentukan oleh bagaimana sebuah desain mampu beradaptasi akan perubahan-perubahan dalam bentuk apapun yang terjadi dalam pasar yang dimasuki produk tersebut.
Desain produk merupakan sebuah bahasa dominan dalam perkembangan dan pola pikir manusia sejak dahulu kala. Mekanisme dan sistem alur yang berkembang saat ini lahir dari kebiasaan yang berkembang sejak dahulu kala; Saat manusia purba menemukan masalah untuk mendapatkan hasil buruan, mereka lantas menciptakan senjata dalam bentuk tombak agar ada alat yang efektif menangkap binatang yang diburu. Dari contoh tersebut, kita dapat melihat mekanisme berpikir kreatif yang sama dalam perancangan sebuah produk; berangkat dari masalah, lalu menciptakan sebuah benda agar dapat dijadikan sebuah solusi yang efektif bagi permasalahan tersebut.
Kesimpulannya, Desain Produk adalah suatu pendekatan sistematis dari suatu produk (barang) yang akan diproduksi agar memiliki nilai lebih dalam berbagai aspeknya seperti fungsi yang lebih efektif, tampilan yang lebih indah, sampai penggunaan yang lebih mudah dan nyaman. Perencanaan benda ini pun harus mampu diproduksi secara industri dengan lebih efisien pula, baik secara ekonomi maupun teknis, sehingga memberikan keuntungan bagi konsumen dan produsen.
Isu-Isu Yang Berkaitan Dengan Desain Produk
Untuk mengembangkan sistem dan struktur organisasi yang efektif, maka ada beberapa isu penting yang harus dipahami yaitu antara lain:
• Desain yang tangguh (Robust Design)
Sebuah desain yang dapat diproduksi sesuai dengan permintaan walaupun pad kondisi yang tidak memadai pada proses produksi
• Desain Modular (Modular Design)
Bagian atau komponen sebuah produk dibagi menjadi komponen yang dengan mudah dapat ditukar atau digantikan
• Computer Aided Design (CAD)
Penggunaan sebuah komputer secara interaktif untuk mengembangkan dan mendokumentasikan sebuah produk
• Computer Aided Manufacturing (CAM)
Penggunaan teknologi informasi untuk mengendalikan mesin
• Realty Virtual Technology (RVT)
bentuk komunikasi secara tampilan dimana gambar menggantikan kenyataan dan biasanya pengguna dapat menanggapi secara interaktif
• Analisis Nilai (Value Analysis)
Merupakan kajian dari produk sukses yang dilakukan selama proses produksi
• Desain Yang Ramah Lingkungan (Environmentally Friendly Design)
Merupakan perancangan produk yang telah memasukkan unsur kepekaan terhadap permasalahan lingkungan yang sangat luas pada proses produksi. Cara yang bisa dilakukan antara lain dengan
- Membuat produk yang dapat didaur ulang
- Menggunakan bahan baku yang dapat di daur ulang
- Menggunakan komponen yang tidak membahayakan
- Menggunakan komponen yang lebih ringan
- Menggunakan energi yang lebih sedikit
- Menggunakan bahan baku yang lebih sedikit
Dokumentasi Produksi
Sebuah dokumentasi yang memadai diperlukan sebuah perusahaan agar aktivitas di dalamnya menciptakan sebuah kesinambungan. Dokumentasi yang lazim dilakukan di antaranya
1. Gambar Perakitan (Assembly Drawing)
Pandangan produk yang dilepas masing-masing komponenya biasanya melalui gambar tiga dimensi atau isometris
2. Diagram Perakitan (Assembly Chart)
Sebuah grafik sebagai jalan untuk menerangkan bagaimana komponen mengalir menjadi sub perakitan dan akhirnya menjadi produk jadi
3. Lembar Rute (Route Sheet)
Daftar operasi yang dibutuhkan untuk memproduksi komponen dengan bahan yang dirinci dalam bill of material
4. Perintah Kerja (Work Order)
Sebuah instruksi untuk membuat sejumlah kuantitas produk tertentu biasanya untuk jadwal tertentu
5. Engineering Change Notices (ECN)
Sebuah perbaikan atau perubahan dari gambar teknik atau bill of material
6. Manajemen Konfigurasi (Configuration Management)
Suatu sistem dimana sebuah produk direncanakan dan perubahan konfigurasi diidentifikasi secara akurat sementara pengendalian dan pertanggungjawaban suatu perubahan tetap terjaga
Langkah Mendesain Produk
1. Identifikasi kebutuhan
2. Kumpulkan ide
3. Menyaring ide
4. Menganalisa ide tersaring
5. Menentukan ide yang paling mungkin
6. Persiapan pewujudan
7. Membuat sampel dan diuji
8. Pengujian pasar
9. Produksi dan pemasaran dalam arti yang sesungguhnya
10.Purna jual dan evaluasi
Sumber Ide Mendesain Produk
A. Internal
– Bagian penelitian
– Konsultan perusahaan
– Tenaga penjualan
– Peran aktif semua pihak
B. Eksternal
– Kecenderungan pasar
– Masukan pelanggan
– Pesaing
– Peramalan
Alternatif Pilihan dalam Desain Produk
1. Mengembangkan produk yang benar-benar baru
2. Penambahan produk yang telah ada (diversifikasi produk) – Diversifikasi konsentrik – Diversifikasi horizontal – Diversifikasi konglomerat
3. Modifikasi desain produk yang telah ada
4. Mengembngkan produk lokal yang belum pernah ada
5. Meniru produk yang telah ada
Ciri Desain Produk yang Andal
1. Memiliki perkiraan umur / lama penggunaan yang baik
2. Mampu berfungsi untuk penggunaan normal maupun ekstrim
3. Tidak terlalu bergantung pada komponen kritikal
4. Ketergantungan kerusakan pada salah satu bagian sangat kecil
5. Seberapa komponen yang rusak dapat diperbaiki
6. Perawatan yang mudah