Lianggono untuk The Makers Project Balvenie

Stella Mailoa

Wang Sinawang, judul yang diadopsi dari bahasa Jawa ini dipilih Lianggono untuk instalasi The Makers Project The Balvenie. Instalasi ini ditampilkan pada perhelatan Jia Curated di Bali pada pertengahan bulan Agustus lalu.

Karya Lianggono untuk The Makers Project Balvenie

Dari kejauhan, bangunan sementara berbentuk melingkar dan disusun menggunakan jerami itu tampil mencuri perhatian secara subtil. Di tengah gempuran ragam warna, material, dan tekstur dari booth lain, kreasi Lianggono ini terlihat sederhana sekaligus misterius. Bentuknya seraya mengundang pengunjung untuk mengeksplorasi lebih lanjut, apa yang ditawarkan di dalamnya. Bak whisky The Balvenie yang menyingkap layer demi layer rasa secara perlahan saat dinikmati.

Ketika ditemui di depan instalasinya, Lianggono menceritakan alasan di balik konsep kreasinya. Ia terinspirasi dari five rare crafts dalam pembuatan whisky, yaitu home grown barley, malting floor, copper stills, cooperage, dan bimbingan dari malt master. Terasa fitting, karena The Balvenie adalah satu-satunya distillery di Skotlandia yang masih menerapkan. five rare crafts ini.

“Judul Wang Sinawang berarti melihat, merasa, menunggu, dan menanti. Dengan ritme masing-masing pengunjung yang memasuki instalasi ini, mereka dapat melihat berbagai macam perspektif dari celah yang berbeda,” jelas Lianggono sambil mengajak kami berkeliling ke dalam instalasinya.

Karya Lianggono untuk The Makers Project Balvenie

Lebih lanjut, konsep ini ia dasari juga terhadap memorinya terhadap sang ibu. “Ketika saya kecil, saya melihat ibu saya adalah seorang pekerja keras, bekerja dari pagi hingga larut malam. Dulu mungkin rasanya tidak berarti. Namun ketika saya dewasa dan saya melihatnya, saya merasa ada suatu devotion yang begitu besar,” kenangnya.

Devotion ini kemudian ia translasi menjadi pekerjaan tangan atau craftmanship. Sama seperti proses pembuatan whisky The Balvenie yang sarat dibuat dengan tangan. Dengan ketekunan dan kesabaran, proses itu akan menjadi sesuatu yang spesial.

Lianggono
Lianggono

Kesabaran dan ketekunan pengunjung yang menelusuri instalasi Wang Sinawang ini turut berakhir spesial. Di bagian lingkaran terdalam, terdapat area bagi para pengunjung untuk menikmati sebuah seni pertunjukan yang diperankan oleh dua orang penari. Keduanya berinteraksi di atas material yang mengingatkan seperti malting floor dan menggunakan homegrown barley sebagai alat dalam pertunjukan.

Kedua penari tersebut mengenakan kostum yang sama sehingga terlihat menyatu sebagai kesatuan. “Seperti dalam proses craftmanship, terdapat berbagai macam proses dan hal yang terlibat tapi juga memiliki satu kesatuan,” jelas Lianggono sebagai penulis pertunjukan tersebut.

Pertunjujan dua orang penari di dalam Karya Lianggono untuk The Makers Project Balvenie

Material jerami lokal untuk seluruh instalasi dipilih karena menggambarkan barley sebagai bahan utama pembuatan The Balvenie. Sementara di bagian lingkaran terdalam terdapat susunan kayu, yang mengilustrasikan whisky case spesial The Balvenie. “Atau mungkin justru terlihat seperti barrel-nya?” tanya Lianggono seraya menunjukkan area tengah tersebut.

Dalam perkembangan ide desainnya, Lianggono mengaku diberi keleluasaan dari The Balvenie. Sejak dikontak pada awal tahun 2025 tentang proyek ini, ia baru coba mulai mengembangkan ide dan cerita. “Balvenie sendiri memang mengutamakan waktu sebagai salah satu material. Dalam artian, mereka membiarkan waktu yang bekerja dan membuat minuman tersebut menjadi sempurna. Itu juga yang terjadi dengan saya,” jelasnya.

Setelah mendengar kisah Lianggono, ia diberikan waktu untuk mengembangkan cerita dan filosofi desainnya hingga matang. Untuk proses produksi hanya memakan waktu sekitar satu bulan mengingat materialnya yang cukup sederhana. Namun dari kesederhanaan Wang Sinawang karya Lianggono untuk The Makers Project inilah kita diingatkan bahwa dibutuhkan kesabaran, ketekunan, dan perhatian penuh dalam berproses. Khususnya jika proses itu menghasilkan sesuatu yang istimewa.

SHARE :
WhatsApp
Facebook
Twitter
Email
Artikel Lainnya