MAYA, Vila Ikonik di Bali yang Terinspirasi dari Piramida Kuno

Aragea Hidayat

Menghadap langsung ke Samudra Hindia, sebuah bangunan mencolok berdiri megah di atas tebing Uluwatu, Bali. Bentuknya menyerupai piramida modern dengan dinding beton miring yang menjulang tinggi, seolah menantang langit dan laut sekaligus. Proyek hunian ini diberi nama MAYA, sebuah vila yang memadukan kekuatan arsitektur brutal dengan ketenangan suasana tropis.

Vila ini memiliki luas bangunan sekitar 1.119 meter persegi, dan dirancang oleh Evgenii Menshikov, seorang arsitek asal Rusia, bersama The Golden Tree, studio arsitektur yang berbasis di Bali. Inspirasi utama dari desain MAYA berasal dari piramida Maya kuno. Dalam budaya aslinya, piramida bukan hanya bangunan biasa, tapi dianggap sebagai simbol perjalanan antara dunia nyata dan dunia spiritual. Ia juga melambangkan keabadian, perubahan, dan makna yang terus berkembang.

Ide tersebut diwujudkan dalam desain yang menggabungkan gaya brutalist, bentuk-bentuk arsitektur kuno, dan elemen industrial yang kokoh. Hasilnya adalah sebuah bangunan yang tampak kuat dari luar, tapi tetap menyimpan cerita dan suasana yang hangat di dalamnya.

Tampilan eksterior Vila MAYA yang mengadopsi bentuk piramida. Sumber: goldentreebali.com

Secara visual, vila ini memiliki karakter yang unik. Dinding-dinding beton miring bukan hanya memperkuat struktur bangunan, tapi juga mengarahkan pencahayaan alami dan mengatur alur ruang di dalam vila. Dari samping, bangunan terlihat tertutup. Namun dari depan, kesan itu berubah total. Panel-panel kaca besar di fasad utama membuka vila ke arah laut, menciptakan hubungan langsung antara ruang dalam dan pemandangan Samudra Hindia yang luas.

Salah satu bagian paling menarik dari vila ini adalah lounge terbuka yang ada di ujung tebing. Area ini dirancang dengan kanopi putih yang ditopang oleh tiang-tiang ramping, menciptakan suasana yang ringan, terbuka, dan elegan. Lounge ini menjadi tempat bersantai yang terasa begitu bebas, dikelilingi oleh hembusan angin laut dan panorama samudra yang luas.

Area bersantai dan kolam renang dengan pemandangan terbuka di Vila MAYA. Sumber: goldentreebali.com

Selain dari segi desain, MAYA juga menunjukkan ketelitian tinggi dalam proses konstruksinya. Dinding beton miring yang menjadi ciri khas vila ini dicor langsung di lokasi dan berfungsi sebagai struktur utama. Mengingat cuaca tropis di Bali yang panas, lembap, dan mengandung garam laut, material beton yang digunakan pun dipilih secara khusus agar tahan lama dan presisi tetap terjaga.

Dari sisi teknologi, vila ini dilengkapi dengan smart system yang bekerja secara otomatis. Ventilasi, pencahayaan, dan suhu ruangan menyesuaikan diri dengan kondisi di dalam vila secara real-time. Kaca Low-E dipasang untuk membantu mengurangi panas dari sinar matahari, sementara sistem air dirancang agar lebih hemat dan efisien. Semua teknologi ini didesain seemless agar tidak menggangu  tampilan maupun suasana ruangan.

Desain interior Vila MAYA yang menampilkan gaya modern. Sumber: goldentreebali.com

Yang membuat MAYA begitu menarik bukan hanya bentuk bangunannya, tapi juga makna yang ingin disampaikan melalui desainnya. Vila ini tidak hanya menjawab tantangan iklim tropis, tetapi juga mengajak kita merenungkan kembali hubungan manusia dengan ruang, alam, dan waktu. Keistimewaan inilah yang membuat MAYA masuk sebagai nominasi di ajang bergengsi World Architecture Festival 2025, dalam kategori Future Project dan sub kategori House. 

World Architecture Festival 2025 sendiri akan digelar pada 12 hingga 14 November mendatang di Miami Beach Convention Center, tepat di pusat kawasan South Beach yang ikonik.

Ingin melihat lebih banyak karya arsitektur yang memadukan visi, ruang, dan cerita? Baca artikel pilihan kami lainnya di sini.

SHARE :
WhatsApp
Facebook
Twitter
Email
Artikel Lainnya