Stone Experience Center: Eksplorasi Batu Alam dalam Desain Interior

Aragea Hidayat

Ketika membicarakan batu alam dalam desain interior, sebagian besar dari kita mungkin langsung membayangkan marmer atau granit yang mewah menjadi aksen dinding, lantai, atau permukaan meja. Namun, eksplorasi terhadap material ini sebenarnya bisa jauh melampaui fungsi dekoratif semata.

Batu alam memiliki potensi untuk menjadi elemen utama yang membentuk atmosfer ruang, menampilkan kekuatan material yang abadi, keindahan tekstur alaminya, serta menghadirkan karakter yang unik dan emosional. Dalam tangan yang tepat, batu alam bukan hanya mendukung desain interior, tetapi justru menjadi pusat dari pengalaman ruang itu sendiri.

Inilah yang dihadirkan oleh The Stone Experience Center, sebuah ruang yang tidak hanya menampilkan batu alam sebagai elemen dekoratif, tetapi menghadirkannya sebagai pengalaman desain interior yang utuh. Terletak di Indonesian Design District, showroom ini menjadi yang pertama di dunia yang menempatkan batu alam sebagai pusat eksplorasi kreatif dalam ruang yang dinamis, fleksibel, dan penuh narasi visual.

Desain interior The Stone Experience Center. Sumber: cnsdesignworks.com

Dengan luas hampir 1.000 meter persegi, tempat ini jauh dari kesan showroom yang kaku dan statis. Justru, ia dirancang sebagai ruang serbaguna yang bisa berubah-ubah, tergantung acaranya: mulai dari fashion show, peluncuran produk, pesta koktail, forum desain, makan malam omakase, sampai pertemuan pribadi atau sesi kerja bersama. Semua suasana itu bukan sekadar “menggunakan” batu sebagai latar, tetapi benar-benar menjadikannya bagian dari pengalaman.

Di dalamnya, kita bisa menemukan berbagai instalasi yang tidak hanya menarik mata, tapi juga membangkitkan rasa ingin tahu. Ada The Engineered Stone Cliff, sebuah formasi batu besar yang seperti diukir langsung dari gunung, memadukan inspirasi alam dengan teknologi fabrikasi modern.

Instalasi The Engineered Stone Cliff. Sumber: cnsdesignworks.com

Ada juga The Scarf, instalasi berbentuk seperti pita dengan panjang 143 meter dari oniks Iran yang tipis, tergantung anggun di udara, diterangi cahaya lembut yang memperlihatkan betapa cantiknya batu ini dalam transparansinya. Dan yang tak kalah menenangkan, The Onyx Fountain Cave yang merupakan sebuah ruang sunyi bernuansa spa, di mana air, cahaya, dan batu bersatu menciptakan suasana reflektif yang mendalam.

Instalasi The Scarf. Sumber: cnsdesignworks.com

Namun keistimewaan tempat ini tidak hanya terletak pada keindahan visual dan teknisnya. Lebih dari itu, The Stone Experience Center mengembalikan nilai batu alam sebagai material yang berkelanjutan, penuh karakter, dan tetap relevan dalam desain kontemporer. Dalam dunia yang kian dikuasai material sintetis, pusat ini menjadi penegas bahwa keindahan alami punya tempat penting di masa depan.

Kekuatan konsep dan eksekusinya yang luar biasa menjadikan desain karya Cipta Setia Wijaya dari CNS Designworks ini mendapat pengakuan di tingkat global. The Stone Experience Center berhasil masuk dalam shortlist World Architecture Festival (WAF) 2025, mewakili Indonesia dalam kategori Interiors, subkategori Public Building. Sebuah pencapaian membanggakan yang mengangkat karya arsitektur Tanah Air ke panggung dunia.

World Architecture Festival sendiri akan berlangsung pada 12–14 November 2025 di Miami Beach Convention Center, tepat di jantung kawasan South Beach yang terkenal dengan bangunan ikonik bergaya Art Deco. Dalam ajang bergengsi ini, para arsitek dan desainer dari berbagai negara akan berkumpul untuk merayakan inovasi, gagasan, dan keberanian dalam merancang masa depan.

Ingin inspirasi desain lainnya? Jelajahi artikel pilihan kami seputar arsitektur, interior, dan inovasi kreatif di sini.

SHARE :
WhatsApp
Facebook
Twitter
Email
Artikel Lainnya