Tren Desain dari Salone del Mobile 2023

7 May 2023

Sarah Hutapea

Digelar di Milan pada 18 sampai 23 April 2023 lalu, Salone del Mobile 2023 kembali hadir pada musim semi setelah tiga tahun lalu.

Ajang desain paling berpengaruh yang pertama kali dihelat pada 1961 ini sudah pasti selalu melahirkan sejumlah tren dan isu dunia desain secara global. Sebagai perhelatan paling bergengsi di dunia desain, apapun hal yang muncul dari Salone del Mobile selalu dinanti para pelaku industri desain dan pemerhatinya.

Untuk tahun ini, inilah sejumlah tren yang berhasil dikuak dari Salone del Mobile 2023.

Furnitur sebagai Karya Seni

The Sculpted Series, Gufram

Kali ini, seperti tidak ada batasan antara furnitur, aksesori, hingga lighting. Setiap produk tampil seperti karya seni pahat namun juga menunjukkan fungsinya sebagai benda pakai.

Sebut saja Sculpted Series dari Gufram, lampu Giraffa seorang Jonathan Bocca, hingga rak buku Crotto karya Thomas Defour dengan bentuknya yang tidak biasa dalam warna biru langit.

Gaya Funky sebagai Perspektif Baru

Tampak gabungan bentuk-bentuk tidak biasa, semburat aneka warna, serta kesan-kesan nyeleneh hadir dari karya-karya baru pada Salone Del Mobile 2023.

Ada yang mengaplikasikan gaya antropomorfik seperti Green Rabbit dari Natuzzi yang hanya tersedia 100 buah, karpet Beijos dari Illulian karya Paula Cademartori, yang terinspirasi dari bentuk bibir dan simbol cium. Candle holders Artichoke karya Lola Montes Schnabel menghadirkan nuansa abad pertengahan dalam keuinikannya di Nilufar Depot.

Artichoke karya Lola Montes Schnabel

Unsur Empuk ala Bantal

Di Salone Del Mobile 2023 ini, sofa dan kursi-kursi tampil extra nyaman dengan permainan bantal yang seketika menghadirkan sensasi empuk dan cushy.

So Good dan So Far, Baxter

Poltrona Frau menghadirkan kembali sofa Ouverture karya Pierluigi Cerri dari tahun 1982 dengan bantalan kulit yang bertengger pada bagian steel T-beam-nya. Sementara B&B Italia melahirkan sistem pada sofa Dambo karya Piero Lissoni dalam komposisi lebih besar dan tampak seperti bantal-bantal yang terjahit menjadi satu. Adapula kursi bergaya pillow-draped dari Baxter bernama So Good dan So Far karya Studiopepe serta berbagai pouf dalam instalasi yang diciptakan Alberto Caliri untuk Missoni.

Overture, Poltrona Frau

Bentuk-Bentuk Tabung

Struktur tabung kembali hadir dan menjadi formula baru untuk dikembangkan ke dalam berbagai rupa. Dari lampu Emi yang dibuat oleh Erwan Bouroullec untuk Floss, Dancing Queen dari oluce karya Victor Vasilev, hingga kursi Pan Flute karya Saba dan sofa Serpentine yang berkelok-kelok dari Dante Goods and Bads.

Sofa Serpentine, Dante Goods and Bads

Pernis untuk Lapisan Akhir

Finishing pernis alias lacquer tampak di berbagai sudut mata sepanjang Milan Design Week. Meja Mateo oleh Vincent Van Duysen untuk Molteni & C tampil mengilap dalam pernis merah dan hijau. Begitu pula dengan meja makan Bol, koleksi teranyar Zanotta, karya Zaven.

Mateo, Molteni & C

Yang paling terlihat ialah booth Cassina yang menggelar Hayama, koleksi rancangan Patricia Urquiola. Terdiri dari meja cabinet, lemari bar, hutch and console yang terinspirasi dari haori; luaran yang dikenakan setelah Kimono.

Warna Hijau

Palet warna hijau tampak dari kursi santai Eolie karya Gordon Guillaumier untuk Roda, sofa Perry Up karya Antonio Citterio untuk Flexform, meja Mateo dari Molteni & C karya Vincent Van Duysen, serta kursi Porta Volta karya Herzog & de Meuron.

Konon, nuansa hijau ini serupa dengan clover green pada level ground Villa Savoye, ikon desain era Mid Century, karya sang maestro Le Corbusier di Poissy, Prancis. Seorang India Mahdavi juga menghadirkan hijau pada kursi Mickey karyanya untuk Gebrüder Thonet Vienna.

Seni Ikat-Mengikat

Mulai dari side table Basket yang dirancang Zanellato/Bortotto untuk Objets Nomades Louis Vuitton hingga kursi serat metalik Loewe, bentuk-bentuk organik dari sebuah metode simpul, ikatan, dan jalin-menjalin diangkat ke sebuah level yang bernilai lebih.

Tak ketinggalan, koleksi Locus Solus dari Gae Aulenti yang menampilkan garis melengkung-lengkung tanpa ujung membentuk dudukan. Dan yang paling jelas adalah kursi Shibari dari Studiopepe untuk Visionnaire yang menggunakan bentuk sebuah simpul untuk strukturnya.

Gaya Minimalis ala Italia Tahun 1990-an

Gaya minimalis khas ini serta-merta tampak seperti pada showroom Flexform. Di samping koleksi-koleksi ikonisnya, seperti A.B.C. chair yang didesain pada 1999, showroom ini lengkap dengan segala atribut periklanannya di era itu.

Salah satu sudut Flexform di Salone Del Mobile 2023

Sementara itu, Studioutte yang berbasis di Milan mempresentasikan gaya minimalis di Fuorisalone melalui kursi dari material logam. Kursi bernama Nastro ini ibarat selembar pita yang melintang dalam satu garis, mulai dari kaki, garis tersebut menjadi sandaran tangan hingga punggung.

Begitu banyak furnitur dan produk bergaya minimalis, baik yang baru diciptakan maupun dihadirkan kembali. Meja Doge Laguna karya Carlo Scarpa, amchair Tamburound karya Barber Osgerby untuk Cassina, hingga produsen karpet dari Swiss, Ruckstuhl, bekerjasama dengan DAAily Platforms mendesentralisasi pembuatan karpet dengan mengadopsi teknologi NFT untuk proyek Fellow Rugs yang didesain Stephan Hürlemann.

Share:

Artikel Lainnya