Indonesian Dance Festival (IDF) 2024 hadir kembali tahun ini memasuki edisi ke-17 dengan mengusung tema “Liquid Ranah”. Kata “Liquid” memiliki arti cair sebagai bentuk representasi tari sebagai sesuatu yang cair dan bisa menyesuaikan dengan lingkungan yang terus berubah. Sedangkan kata “Ranah” sendiri berarti realm dalam bahasa Inggris yang menggambarkan tari berada di posisi yang tidak terbatas ruang, waktu, atau batasan sosial lainnya.
“Liquid Ranah adalah semacam pedoman sekaligus harapan bagi IDF sebagai rumah bagi tari kontemporer dari Indonesia dan negara lainnya di dunia yang bertempat di Indonesia. Semoga tari dapat membukakan jalan bagi kita terus melihat sekeliling, belajar dari perubahan, dan melebur dengan alam sekitar”, ujar Ratri Anindyajati selaku Direktur Indonesian Dance Festival dalam konferensi pers yang digelar 2 Oktober 2024 lalu.
IDF termasuk salah satu festival tari kontemporer tertua di dunia. Festival ini telah menampilkan lebih dari 270 pertunjukan yang melibatkan sebanyak 400 lebih seniman, baik seniman tari sampai seniman lintas disiplin. Seniman yang berpartisipasi berasal dari Indonesia hingga mancanegara. Sama seperti tahun ini, IDF melibatkan sejumlah 50 lebih seniman tari dan koreografer yang berasal dari Indonesia, Jepang, Filipina, Laos, Taiwan, Amerika Serikat, Australia, dan Prancis.
IDF 2024 juga menghadirkan 12 karya tari dan 10 lokakarya, melalui 9 program yang dibentuk yaitu Pertunjukan Malam, Kampana, Pertunjukan Situs Spesifik, Bincang Tari, Lokakarya dan Masterclass, Matatari, Simpul Gerak, Laku Cipta, dan Lifetime Achievement Award.
Dalam pembukaan yang berlangsung pada tanggal 2 November lalu, ada upacara pembukaan tari bernama Bisik Tiga Bumi dari Sigma Dance Theatre Indonesia, Sanggar Pelita Budaya, dan Bengkel Seni Baskara. Seluruh pengunjung termasuk tamu undangan, komunitas, dan media dibawa ke area taman di gedung Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki untuk menyaksikan tari tersebut. Semua menonton seremoni itu dengan hening dan tenang, cahaya bersumber dari api yang menyala.
Selain itu, ada pertunjukan malam Bedhaya Hagoromo dari maestro tari Indonesia Didik Nini Thowok dengan guru dan aktor noh asal Jepang Akira Matsui, Richard Emmert yang lahir di Amerika dan belajar di Jepang, serta terakhir ada John Ogleeve yang berasal dari Amerika. Tari ini mempertemukan dua budaya antara tari Bedhaya klasik Yogyakarta Jawa dan drama Noh (drama musik dan tari klasik) Jepang.
Bedhaya Hagoromo bukan hanya tentang bagaimana budaya gender ditampilkan dan diperdebatkan dalam konteks pertunjukan transnasional. Namun juga menggarap isu budaya yang lebih luas seperti inovasi, kolaborasi, perjuangan kelas dan identitas, lokasi budaya, serta politik.
Indonesian Dance Festival 2024 pada tanggal 2 November 2024 diresmikan oleh Fadli Zon selaku Menteri Kebudayaan, dan Giring Ganesha selaku Wakil Menteri Kebudayaan. Keduanya mengetuk alat musik Kethuk-Kempyang di Graha Bhakti Budaya, sebelum pertunjukan malam Bedhaya Hagoromo.
Festival ini berlangsung selama 5 hari mulai tanggal 2 sampai 6 November 2024 dan tersebar di berbagai lokasi yaitu Graha Bhakti Budaya, Komunitas Salihara Arts Center, Institut Kesenian Jakarta, dan Galeri Indonesia Kaya. Nikmati pertunjukan lainnya dari para seniman tari yang berpartisipasi dalam IDF 2024 dengan memesan tiket terlebih dahulu lewat website https://indonesiandancefestival.id/id/ atau kunjungi bio instagram @indonesiandancefestival. Kamu bisa membayar sesukamu, tapi minimum mulai dari Rp125.000.