Indonesian Contemporary Art & Design (ICAD), pameran seni dan desain yang diselenggarakan tiap tahun telah resmi dibuka untuk ke-14 kalinya pada hari Rabu 9 Oktober 2024. Malam pembukaan ICAD turut dihadiri oleh Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia serta Ridwan Kamil, pencinta seni yang juga pernah berpartisipasi pada pameran ini.
Tahun ini, ICAD ke-14 mengusung tema “Unexpected”, realitas tak terduga yang terjadi dalam masyarakat di masa lalu, masa kini, dan masa depan.
Pada pameran ini, kita dapat menikmati beragam karya dari 74 orang seniman dan desainer nasional maupun internasional. Karya dibagi menjadi empat fokus yaitu fantasi atau fiksi, narasi yang jarang disorot, seni dan desain yang dibuat saat tidak pasti, serta hubungan antara manusia dengan alam. Amanda Ariawan sebagai perwakilan tim kurator ICAD 14, menjelaskan beberapa karya di antaranya:
- A.D. Pirous “Bara Lalu Menyala Kini”
ICAD 14 memberikan persembahan khusus untuk karya dari mendiang A.D. Pirous. Ada empat kategorisasi karya yang ditampilkan di ruangan khusus yaitu kaligrafi terdiri dari huruf yang mengandung arti sampai huruf acak yang tidak ada artinya. Eksplorasi tembikar yang ditaruh secara acak berbentuk 3 dimensi hingga terlihat menarik. Eksplorasi objek, berkarya dengan pasir dan materi lainnya. Terakhir, membuat pola-pola unik dari teknik menggunting.
- Kukka “Chromarama”
Tiga kain tenun jacquard dengan warna dan ukuran yang berbeda tergantung indah. Ada cerita di balik pembuatan karya tersebut, Laura Luchtman sebagai desainer kain itu merasa tertarik dengan penglihatan seseorang. Ia mulai mempelajari berbagai spektrum buta warna, untuk membuat kain yang bisa dinikmati orang normal sekalipun orang buta warna. Apabila dilihat oleh orang buta warna, kain ini akan menghasilkan warna yang berbeda dan indah.
- Anang Saptoto “Pelaku Subur, Pelaku Makmur”
Karya dari seniman Anang Saptoto berupa taman baca dan kebun pangan di kampung Pela, Mampang berkolaborasi dengan mahasiswa arsitektur Trisakti. Karyanya dibuat atas permintaan komunitas setempat, ketika Anang berkunjung ke sana dan mencoba mendengarkan aspirasi serta keinginan mereka.
Di pameran ini, ia hanya menaruh kain yang didesain lokasi dari taman baca dan kebun pangan berada. Ada wadah yang disediakan bagi siapa saja yang ingin menyumbangkan buku untuk taman baca.
- Labtek Apung dan Pppooolll “Muara Gembong Berbicara”
Berjajar empat akrilik berbentuk kotak berisi air dari Muara Gembong yang sudah tercemar zat-zat berbahaya. Labtek Apung dan Pppooolll mengangkat hubungan antara manusia dengan alam, karena melihat kondisi fauna di Muara Gembong cukup memprihatinkan. Banyak primata yang datang ke pemukiman warga hanya untuk mencari air bersih.
Uniknya, di dinding terdapat sebuah draft surat perjanjian yang dibuat antara manusia dan hewan untuk dapat saling hidup berdampingan. Lebih dari sekadar gimmick, surat ini dibuat berdasarkan hasil konsultasi dengan ahli hukum.
- Anggun Priambodo “Sri Rejeki Nama Tokonya”
Menampilkan instalasi interaktif dengan konsep toko. Ada sebanyak 300 barang dipajang berasal dari kota-kota berbeda di Indonesia, mulai dari makanan sampai mainan. Dan tentu pengunjung pun bisa membeli barang-barang tersebut. Ketika pengunjung datang ke instalasi ini, akan disambut dengan lagu ciptaan Anggun Priambodo. Sri Rejeki salah satu judul dari 5 lagu yang dibuat.
Selain melihat pameran karya seni dan desain, ICAD 14 menyediakan kurang lebih 50 program yang bisa diikuti para pengunjung setiap harinya. Pameran ini akan berlangsung pada tanggal 10 Oktober sampai 10 November 2024 di Hotel Grandkemang Jakarta dan terbuka untuk umum.