Jia Curated Kiosk 03 – Platform Elemen Alam dan Seni

Sahiri

Jia Curated Kiosk Part 3 kembali menghadirkan elemen Craft, Design & Culture dengan twist terinspirasi dari alam

Perhelatan Jia Curated Kiosk ketiga menawarkan katalog kreasi desain yang menawan, praktis, berkelanjutan, dan juga eclectic. Satu lagi added value pada acara akbar Jia kali ini: lokasi. Bertempat di Bali Festival Park, sebuah abandoned amusement park di area Sanur, impresi pertama saat memasuki area acara yang lapang dan (selintas) angker terasa janggal, namun menurut Jovita, Jia marketing executive, sesuai dengan konsep acara.

“Dengan pemilihan lokasi ini kami memang sengaja ingin menciptakan jungle vibe untuk menekankan juxtaposition antara alam dan kreasi man-made yang modern,” ungkap Jovita. “Yang pasti acara Jia Curated Kiosk kali ini memiliki design festival scale yang lebih besar.”

Di beberapa sudut alam memang telah merambah—dan merambat—yang kian memamerkan kontras tersebut, dan beberapa kreasi dari 100++ partisipan Jia setidaknya selaras dengan konsep JCK part 3.

Dimulai dari ChopValue yang mendaur ulang sumpit-sumpit bekas menjadi alas lantai, meja, wine holder, gantungan kunci, wadah dupa, dan masih banyak lagi. Brand yang dicetuskan oleh Felix Bock, pengusaha micro-factory, dan Orin Hardy ini telah bekerja sama dengan 250 restoran di Bali dengan menyediakan drop box khusus, dan menariknya mereka juga tengah bereksperimen mendaur ulang kayu tusuk sate.

Produk ChopValue yang terbuat dari daur ulang sumpit bambu

Brand Nagomi asal Jepang (yang telah dilisensi oleh perusahaan lokal berbasis di Surabaya) mengedepankan kayu pohon Inoki atau Japanese Cedar untuk menciptakan rangkaian desain household yang khas Jepang. Andalan utama adalah bathtub dan ruangan sauna yang diutarakan oleh perwakilan Nagomi jadi best-seller saat Covid ketika orang tidak diperbolehkan untuk keluar rumah.

Bathtub Nagomi yang terbuat dari kayu Inoki (Japanese Cedar)

Sementara SungaiWatch, salah satu organisasi lingkungan di Bali yang fokus pada pembersihan sungai dari sampah plastik, memperkenalkan koleksi SungaiDesign yang terdiri dari bangku teras/taman yang terbuat dari daur ulang plastik. Price tag bangku cukup tinggi (bangku pada foto dibandrol seharga Rp15jt) namun bisa dimaklumi mengingat craftmanship dan keuntungan yang disalurkan kembali kepada kegiatan sterilisasi sungai dari sampah.

Satu konsep unik ditawarkan oleh Escape Nomad yang merancang glamping tent sebagai tempat hunian. Berlandaskan konsep pre-fabrication, yang minim material, dan modularity, yang melenyapkan elemen permanen pada hunian karena kemudahan mengubah tata ruang, kreasi Escape Nomade bisa jadi opsi sustainable housing lantaran tak melibatkan komponen umum brick and mortar.

Highlight dari kios yang terkurasi lainnya termasuk Stoeira yang mendaur ulang dan upcycle sampah plastik jadi bangku dan coffee table bekerja sama dengan KARFA (yayasan Kaki Kita); Sacred Monkey yang menggunakan kayu monkeypod untuk menciptakan perabotan yang tampak terbuat dari batu; koleksi handcrafted lighting Ong Cen Kuang yang terbuat dari crochet dan origami; Paper Object asal Jepang yang memakai kertas sebagai bahan utama; serta Mold Vase oleh Yasuke Matsushita yang menyalurkan efek mouldy dalam rangkaian kreasi vas bunga yang sangat artistik.

Mold Vase karya Yasuke Matsushita

Penyelenggaraan JCK03 selain berlandaskan tema “In Process” juga dikomplemen dengan semangat Gotong Royong yang dimanifestasikan dengan brand collaboration. Salah satu kolaborasi yang mencuat adalah antara AtWork x Ibu Arsitek yang merancang sebuah paviliun yang selintas tampak seperti scaffolding dengan elemen adaptif yang terbuat dari elemen alami natural.

Paviliun karya kolaborasi AtWork x Ibu Arsitek

Secara keseluruhan, JCK03 kembali memberikan platform bagi desainer dan konsumen yang menginginkan produk dengan sedikit “cerita” di baliknya; produk yang memadukan komponen fungsional dengan artistic craftmanship yang kompleks. Sesuai dengan lokasi, kombinasi alam dengan sentuhan artistik manusia—entah efeknya sejurus ataupun kontras—terasa lebih terpampang dengan jelas.   

SHARE :
WhatsApp
Facebook
Twitter
Email
Artikel Lainnya
1001 nights
4 October 2024
Pilihan Editor
Shakes n Co
28 September 2024
Seni