Life As I Know It: Seni “Sendirian” Emte di Balik Buku Keduanya

S Adini

Selamat untuk Muhammad Taufiq, alias Emte, yang baru saja meluncurkan buku Life As I Know It. Ini merupakan sekuel dari buku pertamanya yang berjudul Life As We Know It.

“Sebenarnya ini semua berangkat dari hal yang sepele. Karena pertanyaan yang muncul kalau pergi kemana-mana sendiri. Kayak ke bioskop, restoran, olahraga, dan yang paling-paling itu ke kondangan,” ucap Emte di Dia.lo.gue Arstpace di hari peluncuran bukunya ini.

Life As I Know It di Dia.lo.gue
Lebih dari 250 ilustrasi Emte yang masuk dalam buku Life As I Know It

Dalam buku bersampul kuning ini menunjukan ke pembacanya kalau: sendirian itu enggak apa-apa, lho. “Lari sendiri, ke kondangan sendiri itu gapapa banget lagi.” Nah, semua ke-tidak apa apa-an ini Emte ilustrasikan ke dalam buku ini. Semua pertanyaan sepele itu sebenarnya punya makna dalam teruntuk banyak orang, apalagi mereka yang tinggal di kota-kota besar. Secara tidak sadar, itu jadi bahan mereka refleksi dari bagaimana kegiatan kesendirian kerap dilihat sebagai sesuatu yang janggal, sampai mengundang simpati.

Pameran Life As I Know It karya Emte

Artspace di Kemang ini tak hanya menjadi tempat Emte dan Gramedia Pustaka Utama (GPU) meluncurkan buku. Dia.lo.gue juga jadi tempat Emte memamerkan lebih dari 250 ilustrasi, dan retrospektif mini kariernya.

Pameran Life As I Know It karya Emte

Bukan maksud untuk menganjurkan segalanya sesuatunya sendiri, justru Emte memberi tahu kalau ada joy dalam melakukan kegiatan-kegiatan ini sendiri. Seperti yang sudah sering dilakukan banyak orang adalah solo travel. Lainnya seperti olahraga, nonton di bioskop, ke konser musik, potong rambut, belanja bulanan, makan di restoran, hingga akhirnya ke kondangan sendiri. Karena bagi Emte, menghadiri kondangan sendiri itu yang paling sering jadi pertanyaan dalam hari-harinya.

Poster film plesetan karya Emte
Kumpulan “poster” plesetan karya Emte

Pergi dan melakukan berbagai macam sendiri ini dilakoni bukan sebagai bentuk keterpaksaan, melainkan perayaan Emte akan kebebasan yang ia punya, sekaligus rekonsiliasi diri. Sebagai seniman yang punya sisi humoris, di pameran tunggal perdana Emte juga menunjukkan kebolehannya melukis poster-poster film dengan plesetan kekinian.

Dalam etalase kaca yang menjadi timeline kariernya, kamu bisa melihat karya Emte membuat komik, melakukan pekerjaan komersil untuk majalah gaya hidup, sampul kaset, ilustrasi majalah politik, sampai voucher isi pulsa. (Ya, zaman itu masih harus beli voucher untuk isi pulsa). Dari lanyard, nametag, sampai poster saat ia diundang pameran di luar negeri.

Karya Emte
Kolaborasi komersi yang pernah Emte kerjakan

Pameran ini berlangsung selama satu bulan ke depan di Dia.lo.gue Arspace. Di sana, kamu juga bisa membeli buku Life As We Know It dan Life As I Know It, dan juga mengikuti workshop yang ditawarkan. Kalau kamu ingin melihat portofolio Emte lebih lanjut, silakan kunjungi situs madebyemte.com. Sedangkan untuk jadwalnya workshop Emte di Dia.lo.gue Artspace, silahkan kunjungi laman media sosial Dia.lo.gue dan Emte, ya.

Ingat, datang sendirian itu enggak apa-apa.

SHARE :
WhatsApp
Facebook
Twitter
Email
Artikel Lainnya