Apa-apa sekarang “dipolitisasi”. Hal ini bisa saja terlintas dalam benak saat menghadiri malam pembukaan pameran seni bertajuk Merajut Persatuan: Pesan dalam 78 Tahun Kemerdekaan.
Pameran seni rupa yang digelar oleh Jogja Disability Arts (JDA) dan Yayasan Urun Daya Kota di Galeri Emiria Soenassa, Taman Ismail Marzuki ini diresmikan oleh Wakil Ketua MPR RI, Dr. Lestari Moerdijat. Pada malam pembukaan, turut hadir Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo dan Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 Anies Baswedan di antara tamu undangan para seniman dan penikmat seni lainnya.
Terlepas dari latar belakang atau posisi seseorang, nyatanya seni rupa dapat menjadi pemersatu. Sesuai tajuk Merajut Persatuan yang diusung oleh pameran. Kehadiran sejumlah undangan yang juga dikenal publik sebagai tokoh politik, justru menjadi bukti bahwa siapa saja dapat mengapresiasi seni dengan menghadiri pameran, dan membeli karya tentu saja! 😉
Pameran seni ini merupakan sebuah suguhan pameran yang menyenangkan. Di saat kemerdekaan Republik Indonesia marak dirayakan dengan pergelaran budaya dan lomba khas 17-an, lewat pameran ini kita diajak mengapresiasi salah satu bentuk ekspresi budaya.
Sebanyak 78 karya seni, yang semuanya lukisan, dipamerkan dan dapat dibeli sampai tanggal 27 Agustus 2023 mendatang. Masih ingat berita viral ketika Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, atau yang akrab disapa SBY, menunjukkan karya lukisannya di Twitter?
Lewat pameran ini kamu dapat melihat tiga karya lukisan SBY sekaligus. Selain SBY, ada juga karya dari seniman lain seperti Dipo Andy, Arya Pandjalu, Gus Black, Nano Warsono, Medi Mahdi Abdullah, dan Galam Zulkifli. Dan yang lebih spesial lagi, karya seni oleh seniman difabel dari Jogja Disability Arts. Mereka adalah Anfield Wibowo, Rofitasari Rahayu, Yuni Darlena, Sukri Budi Dharma, dan Winda Karunadita.
Pameran Seni, Karya Seni Rupa, dan Politik
Seni rupa Indonesia sendiri berkaitan erat dengan politik, yang sering menjadi sumber inspirasi atau tema karya seni. Jika ditarik mundur sejak masa perintisan seni rupa di Indonesia, misalnya. Raden Saleh dengan Penangkapan Pangeran Diponegoro-nya menandai posisi politik sang seniman, sekaligus sukses membuat Belanda kesal.
Demikian juga dengan lukisan-lukisan S Sudjojono, Affandi, dan Dullah yang sarat nasionalisme. Setelah kemerdekaan, Lembaga Kebudayaan Rakyat atau Lekra dibentuk menjamin kebebasan berkespresi para seniman, termasuk dalam politik.
Mendekati era seni kontemporer, isu politik pun semakin meluas dalam karya seni. Mulai dari isu lingkungan, sosial, ekonomi, sampai kritik terhadap pemerintah. Lukisan seniman Djoko Pekik, yang mengibaratkan pejabat korup seperti seekor celeng yang rakus, salah satu contohnya. Jadi, “politisasi” seni rupa tidak perlu dibuat-buat, tapi sudah otomatis, karena menjadi isu sehari-hari masyarakat.
Napas politik yang dapat kamu lihat pada pameran Merajut Persatuan ini salah satunya lewat karya Medi Mahdi Abdullah – Gerbong Terakhir. Lukisan ini melukiskan pemindahan Ibukota dari Jakarta ke Yogyakarta pada tanggal 4 Januari 1946. Mungkinkah mas Medi akan melukiskan soal perpindahan ke IKN? We hope so!
Karya lain yang terpampang nyata unsur politisnya, adalah kreasi cerdas Galam Zulkifli. Terdapat 10 wajah: 7 presiden Indonesia dan 3 capres Pemilu 2024. Uniknya, di karya ini terdapat wajah tokoh-tokoh tersebut dan pasangannya masing-masing dalam efek lukisan 3 dimensi.
“Kalau gue cuma ngefans sama salah satu tokoh gimana dong?” pertanyaan kami ke tim panitia. Jawabannya: “Tenang kak, lukisannya dijual per panel kok.” Harga satuannya, 80 juta rupiah (saja) . Jika ingin beli semuanya, tinggal kamu kali 10.
Lelang Amal untuk Biennale Jogja International Disability Arts
Pameran seni Merajut Persatuan juga diramaikan oleh berbagai kegiatan selama 8 hari perhelatannya. Salah satunya adalah kegiatan Lelang Amal pada tanggal 24 Agustus 2023.
Acara lelang ini memiliki sejumlah cool factors dan enggak boleh dilewatkan. Beberapa di antaranya:
- Diawali dengan exclusive viewing, keliling pameran bersama kurator pameran, sekaligus melihat karya yang akan dilelang.
- Dihadiri langsung oleh SBY yang baru saja meresmikan museumnya di Pacitan.
- Salah satu karya yang dilelang adalah karya SBY. Bersama karya seniman senior Nasirun, dan lima seniman difabel dari Jogja Disability Arts (JDA).
- Sebagian hasil lelang akan disumbangkan untuk penyelenggaraan Biennale Jogja International Disability Arts yang akan digelar pada bulan Oktober 2023 nanti.
Info lengkap pameran dan lelang juga bisa kamu cek di akun Instagram Yayasan Urun Daya Kota. We’ll see you at the auction!