Mengetahui Karya Seni Rupa Tradisional Khas Indonesia

Sahiri

Mana yang muncul terlebih dahulu, the art or the artist? Apabila kita tilik dari definisi seni sebagai “ekspresi atau penerapan bakat kreativitas dan imajinasi manusia”, mungkin diinterpretasikan kalau yang muncul duluan adalah sang seniman.

Namun apa yang kita kategorikan sebagai seni, sama halnya dengan budaya, berawal dari kebutuhan dan kebiasaan. Manusia ingin mengabadikan apa yang mereka lihat, maka terciptalah seni melukis. Manusia ingin menciptakan bangunan yang dapat menaungi mereka dari kelabilan siklus alam, lantas mencuatlah seni arsitektur.

Sebelum terminologi “seni” sendiri diciptakan, tiap budaya telah mewujudkan apa yang kita anggap sekarang sebagai karya seni, tak terkecuali di Indonesia. Seni rupa bisa dibilang merupakan jenis seni tertua di dunia. Perwujudan karya manusia yang pada awalnya lebih fungsional (atau yang disebut juga sebagai seni kriya) namun yang seiring waktu berjalan didesain lebih apik dan, ya, artistik.

Eksistensi Seni Rupa Tradisional

Seni rupa tradisional telah eksis sejak berdirinya peradaban manusia pertama. Menurut buku Pengetahuan Dasar Seni Rupa (2015) karya Sofyan Salaam, “Seni rupa tradisional bermakna karya seni rupa yang telah mentradisi, sehingga membuatnya bersifat lokal atau kedaerahan.”

Ambil contoh wayang yang termasuk dalam kategori seni rupa tradisional karena memiliki wujud berupa karakter-karakter unik yang terinspirasi dari mitologi budaya asal. Wayang Indonesia tercatat telah muncul sejak abad ke-10 dan konon tercetus dari traveling puppet show yang di bawa oleh pedagang China dan India yang kemudian diserap oleh budaya Nusantara, terutama di Jawa dan Bali.

Pementasan Wayang disimpulkan memiliki alasan fungsional, yaitu untuk menyebarkan cerita sarat kebajikan dan pelajaran hidup melalui cerita Ramayana dan Mahabharata yang berlandaskan agama Hindu.

Bahkan, di Indonesia pun kemudian pementasan wayang digunakan untuk menyebarkan ajaran agama Islam. Kini, wayang yang awalnya fungsional telah dipandang sebagai perwujudan karya seni rupa collectible yang juga mencakup seni pertunjukkan dan musik karena tiap pementasan diiringi oleh narasi dalang dan musik tradisional.

Selain seni wayang, masih banyak lagi peninggalan artefak yang berakar dari budaya tiap daerah di Indonesia yang kini dianggap sebagai karya seni rupa. Sebut saja senjata tradisional keris yang kini fungsinya lebih dekoratif; karya arsitektur megah berupa candi seperti Candi Borobudur dan Prambanan; karya ukir dan pahat yang termasuk karya patung suku Asmat Papua dan topeng Batak; serta karya busana seperti batik yang proses pembuatannya (terutama untuk batik tulis) bisa memakan waktu hingga dua bulan.  

Menurut Sofyan Salam, “Pada masyarakat tradisional, karya seni rupa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari yang diikat oleh kepercayaan dan adat istiadat. Bahkan pada masyarakat tertentu, seluruh anggota keluarga adalah perupa dalam arti kata yang sesungguhnya karena keikutsertaan mereka dalam penciptaan karya seni rupa.”

Yang jelas perwujudan seni rupa di Indonesia begitu beranekaragam dan banyak yang telah diakui dalam panggung internasional, seperti Wayang yang ditetapkan sebagai Warisan Mahakarya Dunia yang Tak Ternilai dalam Seni Bertutur oleh UNESCO, dan Keris sebagai Warisan Budaya Dunia Non-Bendawi Manusia asal Indonesia. Cukup membanggakan, bukan?

Seni yang selama ini kita nikmati dalam galeri memang sangat memikat dan sarat makna, tapi jangan lupa untuk mengapresiasi juga hasil karya seni rupa tradisional khas Indonesia yang jadi pendahulu karya seni modern. It’s a work of art.

seni rupa tradisional
SHARE :
WhatsApp
Facebook
Twitter
Email
Artikel Lainnya