ARTSUBS kembali lagi di tahun 2025, membawa semangat segar sekaligus refleksi baru dalam dunia seni rupa kontemporer Indonesia. Digelar di Balai Pemuda Surabaya, pameran ini kembali menyuguhkan ruang bagi para seniman untuk bereksperimen dan berekspresi tanpa batas. Lebih dari 120 seniman dari berbagai latar belakang usia dan reputasi muncul di sini. Dari yang muda berbakat hingga yang sudah dikenal secara nasional maupun internasional.
Yang menarik dari ARTSUBS bukan hanya jumlah karya atau senimannya, tapi juga konsep yang dibawa. Pameran ini menyatukan suasana artists fair yang hidup dan dinamis dengan kedalaman kuratorial khas biennale. Ini menjadikan ARTSUBS sebuah panggung yang fleksibel, di mana beragam praktik seni rupa kontemporer bisa muncul dan saling berinteraksi.
Material Ways
Tema yang diangkat tahun ini adalah Material Ways—atau yang bisa disebut “Jalan Ragam Materi”. Tema ini bukan sekadar soal bahan atau media yang dipakai dalam karya seni. Melainkan bagaimana material tersebut menjadi bagian dari cerita dan bahasa yang dibangun para seniman. Dari sana, kita bisa melihat bagaimana mereka memaknai dunia di sekitar lewat benda dan bahan yang mereka pilih.
Sejak era 1970-an, seni rupa Indonesia memang sudah melebar dari lukisan dan patung tradisional. Kini seni rupa menjelajahi banyak ruang hidup, bahkan bersinggungan dengan budaya populer. ARTSUBS 2025 menegaskan bahwa seni rupa kontemporer bukan sesuatu yang kaku atau terkungkung oleh batas-batas lama. Justru keberagaman itulah yang membuat seni menjadi hidup dan segar.
Pameran Kaya Material
Dalam pameran ini, kita akan melihat beragam material: dari plastik, gelas, bahan sintetis, limbah, hingga video dan teknologi augmented reality. Hal ini menciptakan pengalaman seni yang tak hanya visual, tapi juga membuka ruang dialog antara dunia nyata dan dunia digital. Di zaman serba instan dan digital, sentuhan manusia dengan segala ketidaksempurnaan dan keasliannya jadi sesuatu yang berharga dan langka.
Di antara karya-karya menarik yang dipamerkan, ada instalasi Let’s Go! karya Sumbul Pranov yang memadukan resin, besi, akrilik, dan cat duco dalam sebuah bentuk yang penuh energi dan gerak. Lalu ada instalasi On the Edge of The Old City dari Yudi Sulistiyo. Ia menghadirkan nuansa urban lewat materi sehari-hari. Mulai dari art carton, kardus, kertas, pipa PVC, dan berbagai objek temuan, membangun dialog antara kota lama dan kehidupan modern.
Mengintip Bagaiman Seniman Mengolah Rasa dan Persepsi
Sementara itu, ada lukisan dari Galam Zulkifli berjudul Seri Ilusi: The Beauty of Relativity III. Ia menampilkan permainan akrilik di kanvas yang memancing pandangan untuk melihat lebih dari sekadar apa yang tampak. Itu tadi baru sebagian kecil dari beragam ekspresi yang bisa ditemukan di ARTSUBS 2025. Pameran yang mengajak kita merasakan ragam cara para seniman mengolah materi menjadi bahasa seni yang hidup.
Pameran ini juga terasa sangat relevan. Dengan apa? Dengan kondisi Surabaya sebagai kota besar yang terus bergerak cepat dengan industrialisasi dan perkembangan ekonomi. Di tengah hiruk-pikuk konsumsi yang tiada henti, ARTSUBS ini mengajak kita untuk berhenti sejenak dan merenung. “Bagaimana materi dan benda-benda yang kita gunakan sehari-hari sebenarnya punya cerita dan makna yang bisa kita gali lewat seni?”
Di balik semua itu, kurasi dari Nirwan Dewanto dan Asmudjo J. Irianto berhasil mengemas pameran ini menjadi pengalaman yang tidak hanya dinikmati mata, tapi juga hati dan pikiran. Dengan sentuhan mereka, ARTSUBS 2025 jadi lebih dari sekadar pameran. Ia menjadi ruang pertemuan antara karya, seniman, dan kita sebagai penikmat seni, untuk saling berbicara dan memahami zaman ini lewat bahasa material.
Jadi, jika kamu sedang mencari pameran yang segar, kaya makna, dan mengajak kita berpikir ulang tentang seni dan dunia sekitar, ARTSUBS 2025 wajib masuk daftar kunjunganmu tahun ini. Pameran ini berlangsung sampai 7 September 2025.
Ingin tahu lebih banyak tentang beragam acara pameran seni terbaru? Baca artikel-artikel menarik lainnya di sini!