Keunggulan Film-Film Skala Kecil dalam Panggung Oscar 2024

Sahiri

Nominasi Academy Awards atau Oscar 2024 baru-baru ini telah diumumkan dan, seperti biasa, keabsenan sejumlah nama dalam daftar nominasi menuai kritikan.

Memang sudah lazim terjadi menjelang awards season untuk menerka siapa saja yang layak diberkahi nominasi dan penghargaan. Walau begitu, di balik kericuhan soal isu sexism seputar kegagalan menominasikan (lagi-lagi) Greta Gerwig dalam kategori Sutradara Terbaik yang hingga kini tetap dianggap sebagai boys club, beberapa film skala kecil berhasil menembus jajaran nominator.

Film drama Past Lives garapan sutradara wanita Celine Song adalah film yang banyak menerima awards love: mulai dari Golden Globes, Screen Actors Guild Award, hingga Oscar, yang meskipun tak mendapatkan nominasi untuk sutradara terbaik dan (sayangnya) Aktris Terbaik untuk Greta Lee, setidaknya berhasil dinominasikan dalam kategori Film Terbaik.

Lumayan mengejutkan untuk ukuran film yang sangat intim dan sarat dialog ala Before Sunrise yang berkisah tentang reuni dua mantan kekasih asal Korea di Amerika.

American Fiction

Inklusivitas dalam beberapa tahun belakangan mulai jadi sesuatu yang umum, bukan pengecualian, dalam ajang award show. Seperti Past Lives yang menyajikan kisah kontemporer melalui kacamata orang Asia (Korea Selatan), American Fiction mengedepankan black experience tentang seorang penulis berkulit hitam (Jeffrey Wright) yang dituntut untuk menulis sesuai dengan warna kulitnya.

Karena tetap ingin dianggap sebagai penulis yang “serius” terlepas dari warna kulit, ia pun mencoba mengarang novel dengan nama samaran yang kemudian menjadi best-seller. American Fiction garapan Cord Jefferson ini telah menerima banyak pujian dalam berbagai festival film sebelum akhirnya mencuat dalam ajang award show besar, terutama di Oscar 2024 untuk kategori Film Terbaik, plus Aktor Terbaik untuk Jeffrey Wright dan Aktor Pendukung Terbaik untuk Sterling K. Brown.

Poor Things merupakan film yang terinspirasi oleh kisah Frankenstein di mana Emma Stone memerankan seorang wanita yang dihidupkan kembali namun yang diberikan otak anak kecil. Film arthouse ini agak aneh, quirky, tapi jenaka dan juga dramatis yang setipe dengan film-film sang sutradara sebelumnya, Yorgos Lanthimos, seperti The Lobster dan The Favorite.

Keunikan gaya sinematografi, kedalaman cerita, dan keapikan performa Stone jadi alasan mengapa Poor Things jadi salah satu favorit para pecinta film dan kritikus film tahun ini.

Poor Things

Lalu ada The Holdovers, film drama komedi ber­-setting tahun 70an tentang hubungan seorang guru sastra yang mesti menemani seorang murid yang tak bisa pulang saat Natal. Sang sutradara, Alexander Payne, selama ini telah jadi langganan Oscar dengan film-filmnya seperti Election, About Schmidt, Sideways, dan Nebraska hadir dalam perhelatannya di tahun-tahun sebelumnya.

Kisah yang ia angkat bisa dibilang kerap sangat personal dan sangat American, dan mungkin karena itulah ia sering jadi Oscar darling. The Holdover dibintangi oleh Paul Giamatti yang nanti jadi satu-satunya ancaman bagi Cillian Murphy dalam kategori Aktor Terbaik.

The Holdovers

Yang menarik, tahun ini ada dua film Eropa yang sukses menyelinap ke dalam kategori Film Terbaik—dan uniknya kedua film tersebut dibintangi oleh aktris Jerman, Sandra Huller. Yang pertama adalah film Prancis, Anatomy of a Fall, film courtroom drama sarat misteri yang berkisah tentang upaya seorang wanita untuk membersihkan nama dari tuduhan pembunuhan suaminya. Film ini membuahkan nominasi untuk Film Terbaik, Aktris Terbaik untuk Huller, dan Sutradara Terbaik untuk Justine Triet, yang menjadi satu-satunya wanita dalam kategori Sutradara Terbaik.

Anatomy of A Fall

Sementara, film Jerman The Zone of Interest merupakan satu lagi film yang bercerita tentang kekejaman era Hitler meskipun secara tak langsung. Film yang disutradarai oleh Jonathan Glazer ini bercerita tentang kehidupan sebuah keluarga militer yang mewah dan mapan. The catch: rumah mereka bersebelahan dengan kamp konsentrasi di mana orang-orang Yahudi ditawan dan dieksekusi.

Terkadang ajang penghargaan film bisa dilihat sebagai popularity contest. Film-film besar yang jadi nominator Film Terbaik Oscar 2024 lainnya seperti Barbie, Maestro, Killers of the Flower Moon, dan Oppenheimer, yang tahun ini jadi film dengan nominasi terbanyak, memiliki bujet promosi yang juga besar sehingga lebih banyak orang yang menontonnya.

Sementara film-film independen minim bujet produksi dan promosi sehingga para pembuat filmnya mesti lebih mengandalkan pemutaran dalam berbagai festival film yang diharapkan bisa memicu promosi organik melalui word-of-mouth yang dapat mengantarkan film mereka ke panggung mainstream.

Seperti yang terjadi pada Past Lives yang sebetulnya sudah rilis sejak pertengahan tahun lalu namun yang tetap dapat mempertahankan momentum berkat kualitas film dan word-of-mouth pencinta film yang benar-benar mencintai film tersebut.

So let’s show some love for the small films!

The Zone of Interest
SHARE :
WhatsApp
Facebook
Twitter
Email
Artikel Lainnya