Mengenali Kehidupan Penulis Legendaris Lewat Museum Sastra

Sahiri

Sebuah museum pada umumnya berfungsi untuk memamerkan objek-objek bersejarah. Namun banyak juga museum yang jadi gerbang untuk menyelami kehidupan tokoh-tokoh tersohor, tak terkecuali penulis, lewat sebuah museum sastra.

Bagi para bookworm atau yang beraspirasi jadi penulis, tentu kehadiran museum sastra jadi peluang untuk membayangkan evolusi seseorang menjadi penulis dengan bibliografi yang dikagumi banyak orang— dan bagaimana proses kreatif yang berlangsung di baliknya.

Meskipun di Indonesia banyak penulis-penulis andal, tapi, sayangnya, hanya tercatat satu saja museum sastra: Museum Kata Andrea Hirata yang berlokasi di Bangka-Belitung. Museum yang didirikan pengarang trilogi Laskar Pelangi itu merupakan museum sastra pertama di Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan minat baca di kalangan anak muda.

Museum Kata Andrea Hirata jelas patut diapresiasi dan merupakan salah satu museum sastra favorit tim Written. Sementara untuk museum sastra yang layak disambangi, berikut beberapa yang terbaik.

Agatha Christie Gallery

Siapa yang tidak kenal the queen of crime ini? Apalagi belakangan novel-novel misteri Agatha Christie banyak diadaptasi jadi film layar lebar (Murder in the Orient Express, Death on the Nile, A Haunting in Venice) dan jadi inspirasi sejumlah film sarat teka-teki dengan detektif nyentrik seperti Knives Out.

Kalau kamu penggemar Agatha Christie maka wajib mengunjungi Agatha Christie Gallery di Torquay Museum yang berlokasi di Torquay, Inggris, kota kelahiran sang penulis. Selain menyimpan first edition semua karya Agatha Christie (66 novel dan 14 cerpen), di sini kamu juga bisa mengakses berbagai notebook yang menunjukkan isi pikirannya sebelum menulis novel.

Haruki Murakami Library

Melalui novel-novelnya yang surealis dan twisted seperti Norwegian Wood dan Kafka on the Shore, Haruki Murakami mungkin adalah satu-satunya penulis asal Jepang yang tenar di kalangan pecinta sastra global. Dalam reading space Haruki Murakami Library, karya-karya Murakami dan terjemahannya bisa diakses beserta berbagai korespondensi, artikel wawancara, dan ulasan novel.

Museum ini sendiri sebenarnya merupakan salah satu divisi dari Waseda International House of Literature di Tokyo dan lebih diperuntukkan bagi mahasiswa yang hendak mempelajari tulisan-tulisan Murakami.

Louisa May Alcott’s Orchard House

Novel Little Women adalah salah satu novel klasik Inggris paling populer, apalagi sudah pernah diadaptasi dua kali jadi film layar lebar dengan yang terakhir dibintangi oleh Saoirse Ronan dan Timothee Chalamet. Karya fenomenal Louisa May Alcott ini bisa dibilang ahead of its time, bahkan bisa dibilang feminis, dengan karakter-karakter perempuan yang cerdas dan mandiri.

Orchard House yang beralamat di kota Concord, Massachusetts, sendiri adalah rumah masa kecil sang penulis (dari 1857 hingga 1877) yang arsitekturnya masih dipertahankan. Pengunjung bisa melihat kamar tempat Louisa menulis Little Women, serta mengetahui apa—atau siapa—saja orang-orang yang menginspirasi penulisan tokoh-tokoh dalam novelnya.  

The Hans Christian Andersen House

Dongeng Little Mermaid bukanlah ciptaan Disney tapi merupakan buah karya seorang penulis asal Denmark bernama Hans Christian Andersen. Sesuai dengan genre tulisannya, Hans Christian Andersen Museum yang berlokasi di kota Odense, Denmark, menyajikan multisensory experience yang membuat pengunjung memasuki dunia fairy tale yang diciptakan oleh Andersen.

Fairy Tale Land menjadi area yang kid-friendly karena terdiri dari ruang-ruang dengan dekor terinspirasi dari cerita-cerita dongeng sang penulis seperti The Ugly Duckling, The Snow Queen, The Emperor’s New Clothes, dan, tentunya, The Little Mermaid.

SHARE :
WhatsApp
Facebook
Twitter
Email
Artikel Lainnya
4 October 2024
Pilihan Editor