Sebetulnya tak sulit untuk menjelaskan tentang Non-Fungible Token atau yang lebih dikenal dengan NFT. Konsepnya sama dengan karya seni konvensional: seorang seniman menciptakan karya secara digital yang kemudian diperjual-belikan melalui platform online.
Karya tersebut memiliki built-in authentication yang menjamin keaslian karya. Serupa dengan seorang pelukis yang membubuhkan tanda tangan atau inisial pada lukisan.
Sekarang, yang menjadikannya kompleks: “karya seni” berlabel NFT agak abstrak lantaran tak melulu mesti berupa lukisan tapi juga bisa berupa penggalan video, GIF, meme, dan bahkan tweet.
Ambil contoh penggalan video aksi kemenangan satu tim NBA bisa jadi NFT. Atau sosok antropomorfis Lindsay Lohan sebagai seekor anjing. Atau GIF kucing bertubuh pop tart bernama Nyan Cat yang sudah populer sejak tahun 2011.
Kamu bisa menemukan video atau GIF tersebut di Google atau YouTube—lantas kok bisa diperjualbelikan?
Singkatnya: karena kamu punya file aslinya.
Yep, that’s NFT for you.
Salah satu karya NFT paling terkenal adalah “EVERYDAYS: The First 5000 Days”, sebuah kolase gambar yang diciptakan oleh seniman digital Mike Winklemann atau yang lebih dikenal dengan nama panggung Beeple.
Beeple memulai proyek ini sejak tahun 2007 ketika ia menciptakan satu gambar tiap hari yang ia unggah online. Ketika pandemi terjadi, Beeple mulai mengeksplorasi dunia cryptocurrency, blockchain, dan NFT untuk memasarkan karya seni digitalnya. Lalu tercetuslah ide untuk mengkolase semua gambar yang pernah ia ciptakan yang ia beri judul EVERYDAYS: The First 5000 Days.
Rumah lelang bergengsi, Christie’s, pun melirik potensi pasar yang besar terhadap karya seniman digital dan menggandeng Beeple untuk menjual kolase gambar tersebut. Hasilnya, EVERYDAYS sukses terjual dengan harga spektakuler 65 juta dollar.
Mungkin kamu akan penasaran, Apakah gambar tersebut dijual secara fisik? Nope. Kamu hanya mendapatkan file digital karya Beeple. Seperti telah diungkap sebelumnya, karya tersebut bisa dengan mudah kamu temukan online—dan yang bisa kamu download—tapi dengan NFT, hanya kamulah yang memiliki file aslinya.
Masa Depan Non-Fungible Token
Terkesan janggal, tapi mungkin inilah masa depan dunia seni untuk ke depannya. NFT sendiri sudah eksis sejak 2014, tetapi kini semakin melejit pamornya sebagai sarana untuk memasarkan karya digital dan pada 2021 memiliki market value sebesar 41 miliar dollar.
Sama seperti cakupan dunia digital lainnya, NFT bersifat global. Ambil contoh karya seorang mahasiswa asal Semarang, Sultan Gustaf Al Ghozali. Kolase selfie yang ia ambil sejak 2022 bertajuk Ghozali Everyday ia jadikan NFT dan berhasil terjual sebesar 1 juta dollar atau sekitar 16 miliar rupiah!
Itulah kelebihan NFT. Kamu bisa skeptis soal “karya” NFT yang dipasarkan, tapi sebetulnya NFT bisa jadi platform yang bagus bagi para seniman digital muda. Tentu kamu mesti khatam terlebih dahulu tentang cryptocurrencies, seperti bitcoin atau ethereum, dan teknologi blockchain yang jadi wadah untuk memperjual-belikan NFT.
Kini, sudah ada sejumlah NFT Marketplace untuk menjual dan membeli karya NFT, seperti OpenSea, Rarible, dan Foundation. Berbeda dengan karya seni tradisional, sang kreator bisa mendapatkan profit juga apabila terjadi perpindahan tangan karya Non-Fungible Token (NFT).
Namun serupa dengan karya seni tradisional, nilai karya NFT bakal naik-turun tergantung demand atau nama di balik karya tersebut. Jadi bisa saja nilainya meroket—atau menukik tajam.
Maka lakukan riset terlebih dahulu jika kamu berminat investasi ke dalam dunia NFT. Sebagai konsumen, ada kebanggaan tersendiri memiliki suatu karya asli, walaupun karya tersebut hanya berbentuk file Jpeg (dan dalam beberapa karya NFT seorang seniman bisa saja membubuhkan tandatangannya).
Memang karya NFT sangat bervariasi dan cenderung abstrak karena apapun bisa dijadikan NFT. Namun serupa dengan karya seni tradisional, semuanya tergantung pada selera. Yang berbeda hanyalah mediumnya. And it’s called NFT.