Restoran Talaga Sampireun sudah menjadi nama yang akrab bagi banyak orang, terutama bagi pecinta masakan khas Indonesia. Mengusung konsep yang memadukan keindahan alam dan tradisi lokal, restoran ini dikenal dengan ciri khas saung-saungnya yang tersebar di sekitar danau buatan. Di sini, para tamu dapat merasakan suasana tenang sambil menikmati semilir angin dan alunan gemericik air yang menenangkan. Baru-baru ini, Talaga Sampireun membuka cabang terbarunya di Bali. Dirancang oleh arsitek utama Kelvin Thengono dari K-Thengono Design Studio, cabang ini tidak hanya menyuguhkan kelezatan kuliner Nusantara tetapi juga menawarkan pengalaman unik yang menghidupkan kembali kisah tentang kehidupan desa tradisional di tepi danau.
Kelvin Thengono memulai perancangannya dengan sebuah ide besar: bagaimana membawa narasi sebuah desa di tepi danau ke dalam pengalaman bersantap modern. Konsep ini diwujudkan melalui sebuah elemen utama, yakni “sungai” buatan yang berkelok-kelok. Jalur air ini tidak hanya menjadi daya tarik visual tetapi juga menjadi pusat desain yang menghubungkan seluruh ruang. Di sepanjang alirannya, terdapat saung-saung dengan desain atap menyerupai dedaunan, menggambarkan rumah-rumah tradisional Indonesia yang selalu berpadu erat dengan alam.
Namun, keunikan desain restoran ini tidak hanya berhenti pada estetika saung-saungnya. Kelvin membawa pembaruan dengan mendekatkan ruang makan utama ke tepi danau. Hal ini berbeda dari cabang Talaga Sampireun lainnya, di mana ruang makan biasanya terpisah dari air. Desain baru ini menciptakan pengalaman yang lebih mendalam bagi pengunjung. Anak-anak dapat memberi makan ikan langsung dari tepi, sementara para tamu dewasa bisa menikmati suasana danau yang menenangkan. Tanpa dinding yang membatasi, ruang ini sepenuhnya terbuka, memaksimalkan ventilasi alami sekaligus memberikan suasana yang menyegarkan.
Setiap langkah menuju ruang makan dibuat dengan hati-hati untuk memberikan pengalaman yang berkesan bagi setiap pengunjung. Saat memasuki restoran, pengunjung akan disambut dengan atap tinggi yang menjulang, memberikan kesan luas dan megah. Namun, seiring perjalanan menuju ruang makan, atap ini perlahan menurun. Perubahan ini menciptakan rasa keakraban yang hangat, mengundang pengunjung untuk menikmati ruang dengan lebih personal. Transisi halus ini mencerminkan pendekatan Kelvin dalam menciptakan desain yang tidak hanya indah tetapi juga mengalir secara emosional.
Material yang digunakan di restoran ini juga punya cerita. Kayu jati, kuningan, dan bata merah memberi sentuhan tradisional yang terasa akrab, sementara baja dengan desain sederhana menambah kesan modern yang bersih. Langit-langitnya dihias ornamen rotan buatan pengrajin lokal, menambah keindahan sekaligus menghormati budaya dan seni tradisional Bali. Semua elemen ini berpadu menciptakan suasana yang hangat, alami, dan segar.
Desain Talaga Sampireun Bali yang indah dan inovatif telah menarik perhatian internasional. Restoran ini berhasil masuk dalam daftar nominasi World Architecture Festival (WAF) 2024 lalu untuk kategori WAF Completed Buildings: Hotel and Leisure. Penghargaan ini menunjukkan bagaimana desain modern bisa berpadu dengan budaya lokal dan lingkungan sekitar dengan sangat baik.
Talaga Sampireun Bali lebih dari sekadar restoran, ini adalah sebuah tempat yang menyimpan cerita. Dengan desain dari Kelvin Thengono, setiap bagian restoran dirancang untuk menghubungkan pengunjung dengan alam dan tradisi, namun tetap terasa segar dan sesuai dengan zaman. Di sini, para tamu tidak hanya datang untuk makan, tetapi juga untuk merasakan keindahan ruang yang diciptakan dengan penuh perhatian dan visi yang mendalam. Bagi siapa saja yang berkunjung, Talaga Sampireun Bali akan menjadi destinasi yang sulit dilupakan.
Baca juga artikel lainnya https://written.id/desain/desain-paviliun-sada-yang-memadukan-keindahan-alam-dan-arsitektur-modern/