Rangkaian Film Pendek yang akan Meramaikan Bali International Short Film Festival 2023

Format film pendek mungkin tak sepopuler feature film. Padahal, layaknya cerita pendek, tentu ada “seni”-nya dalam menggarap film pendek. Misalnya, dalam soal menyodorkan plot melalui kemasan yang ringkas tapi mengena di hati, seperti film animasi pendek yang jadi pembuka tiap film Pixar.

Nah! Kalau kamu penasaran dengan apa saja film pendek yang banyak dapat sorotan di kancah festival film pendek level internasional, maka jangan lewatkan Bali International Short Film Festival 2023 atau Minikino Film Week (MFW).

Jika kamu belum familiar dengan Minikino, mereka adalah organisasi festival film pendek dengan jaringan internasional yang telah berkiprah sejak 2002. Sejak berdiri mereka sudah rutin mengadakan screening film-film pendek lokal maupun internasional. 

Bali International Short Film Festival sendiri sudah eksis sejak tahun 2015 dan hingga kini tetap dinanti perhelatannya. Untuk perhelatan tahun ini, ada sekitar 100 film pendek yang bakal tayang, termasuk dari Indonesia. Mau tahu apa saja film-film pendek yang bakal meramaikan festival tahun ini? Berikut beberapa pilihan favorit Written.

Absent Presence (Italia)

Terinspirasi dari ekspresi Yunani “to touch from a distance”, film eksperimental ini berkisah tentang jiwa yang terlepas dari raga dan mengeksplor tiap ruang dalam rumah kosong. 

Accidentally Intentional (Indonesia)

Film pendek nyeleneh tentang seorang pemuda yang tak sengaja menyambungkan audio ke bluetooth sang ibu saat untuk pertama kalinya ia menonton film porno. Komedi garapan Kevin Rahardjo ini pertama tayang dalam Palm Springs Short Film Fest 2023.

Action! (Jerman)

Dalam produksi sebuah film peran clapper (orang yang bertugas menghentak papan penanda syuting adegan dimulai) kerap dilupakan. Film ini menyorot peran—dan signikansi—para clapper. Hasilnya? Seperti tertulis dalam sinopsisnya, A symphnoy of clapping. 

Antes de Las 4 (Kolombia)

Semi dokumenter dalam format animasi tentang kisah-kisah unik para supir taksi di kota Bogota. 

Asterion (Slovakia)

Film eksperimental yang memenangkan Best International Short Film di Riga Film Festival dan FilmFest Dresden. Film bertutur tentang seorang pria yang melamunkan soal mortalitas dan betapa rapuhnya hidup ketika ia mengalami perubahan fisik jadi seekor binatang. 

Attack on Cholesterol (Indonesia)

Satu lagi komedi dari filmmaker asal Indonesia, Anjas Artha Putra. Sesuai dengan judul, film berkisah tentang pertarungan antara kolesterol baik dan kolesterol jahat—anime style!

Aunt Lotus & Her Dream Bicycle (Singapura)

Setelah disindir minim imajinasi dalam menjalankan hidupnya, seorang nenek tunanetra merakit sebuah sepeda dari barang-barang yang ada di rumahnya. Film garapan Kew Lim ini mendapatkan Honourable Mention Award di Los Angeles Chinese Film Festival Screenwriting Competition. 

Bloody Rose (Indonesia)

Dua anak laki-laki membantu teman perempuan mereka yang tunarunggu mencari pembalut saat dia menstruasi untuk pertama kalinya.

Color-Ido (Kolombia)

Film animasi yang berkisah tentang dunia yang tersegregasi antara Us dan Others, seorang anak perempuan bernama Violet bertemu dengan sosok misterius yang membawanya ke dalam sebuah petualangan ajaib. 

Flower Rain (Korea, China)

Film eksperimental yang mengusung tema lingkungan. Menurut deskripsi yang diberikan sutradaranya, Gao Wei, Flower Rain adalah film “organik” yang tumbuh dari tanah. 

Little Smasher (Prancis)

Film animasi kontemplatif yang berkisah tentang suatu keluarga yang mengarungi waktu dan ruang saat anak mereka yang paling kecil mengalami krisis. Pemenang Best Animation Award di Interfilm Festival 2022 di Berlin dan Thai International Film Festival 2022. 

Masih ada banyak lagi film pendek yang tayang Bali International Short Film Festival 2023. Sekarang kamu tinggal catat tanggal mainnya: 15-23 September. Untuk info jadwal film lebih lengkap—termasuk jadwal screening tiap minggu—langsung cek di www.minikino.org

SHARE :
WhatsApp
Facebook
Twitter
Email
Artikel Lainnya