Banyak opsi serial televisi/streaming berkualitas yang bisa kita tonton saat ini. Dan opsinya ada banyak. Sekali. Namun ada alasan mengapa beberapa serial mencuat daripada yang lain, terutama karena betapa bagus cerita yang diusung serial-serial tersebut.
Selain set serial televisi yang menarik perhatian kami, cerita yang memuat beragam plot dan karakterisasi tokoh kompleks juga berhasil mencuri perhatian. Here are the best written TV series—according to Written staff!
The Bear
Bagi para foodie, jangan lewatkan serial televisi The Bear. Namanya sendiri mengacu pada nama sebuah restoran baru yang dicetuskan oleh tokoh utama, Carmy (Jeremy Allen White). Ia mengambil alih resto hotdog sang kakak (yang meninggal karena bunuh diri). Dan karena latar belakangnya sebagai chef resto berbintang, ia berniat menjadikannya sebagai resto fine dining bergengsi.
The Bear sendiri tidak menyajikan dialog yang berat, para tokohnya cenderung berinteraksi dengan bahasa sederhana sehari-hari yang memberikan kesan natural pada tiap adegan, tapi rekreasi atmosfer behind-the-kitchen sungguh intens (“behind!”) dan nyata yang mungkin bakal buat kamu lebih mengapresiasi kerja keras para staf dapur.
Serial Hulu yang diciptakan oleh Christopher Storer ini sudah masuk season 2 dan memasuki pertengahan season kamu akan dibuat terkejut dengan kehadiran beberapa wajah familier sebagai guest star, seperti Jamie Lee Curtis, Bob Odenkirk, Sarah Paulson, Will Poulter, dan Olivia Colman.
Yang pasti, The Bear sukses meramu bumbu drama dan komedi yang sangat pas terasa. And you’ll be hungry for more.
Succession
Beberapa tahun belakangan, tampaknya para kritikus film hanya menonton Succession. Serial HBO ini sukses menyabet berbagai penghargaan prestisius dari Golden Globe hingga Emmy yang menobatkannya sebagai serial drama terbaik.
Tak heran. Karena Succession memang adalah salah satu serial televisi terbaik dengan karakter memorable dan dialog menyayat yang sangat quotable.
Tokoh utamanya sendiri, Logan Roy (Brian Cox), konon terinspirasi oleh media mogul Rupert Murdoch. Di season pertama, ia mengalami serangan jantung, yang menyebabkan ketiga anaknya, Kendall (Jeremy Renner), Roman (Kieran Culkin), dan Shiv (Sarah Snook), berstrategi untuk mengambil alih kepemimpinan perusahaan.
Namun tak disangka Logan pulih dari penyakitnya, dan ia tetap ingin berpegang pada kekuasaan.
Tema Succession banyak berkisar tentang power play, politik kantor, hubungan persaudaraan, dan, terutama, kisah anak-anak yang senantiasa hidup di bawah bayangan sang ayah. Pada intinya, motor utama Succession adalah tentang keluarga yang sangat, sangat disfungsional.
Tak ada karakternya yang likeable ataupun simpatik, tetapi aliansi karakter yang sarat intrik serta alur cerita yang penuh twist (terutama di season 4 yang jadi pamungkas serial) menjadikan Succession tontonan yang sangat adiktif.
Beef
Lagi-lagi judul yang bikin salah fokus. Beef bukanlah suatu dokumenter tentang sejarah daging ataupun tentang bisnis restoran seperti The Bear, melainkan tentang dua individu yang saling membenci. Singkat kata, they have beef with each other.
Cerita bermulai dari insiden road rage antara Danny (Steven Yeun) dan Amy (Ali Wong). Danny adalah seorang kontraktor yang tengah meniti kariernya kembali supaya bisa membawa orangtuanya dari Korea ke Amerika; sementara Amy adalah pemilik toko tanaman sukses yang hendak menjual bisnisnya.
Kedua sosok dari dua kelas ekonomi berbeda ini sama-sama tengah mengalami krisis eksistensial dalam hidup mereka, dan saat “diadu”—all hell break loose.
Untungnya, Beef tidak sesuram deskripsi plot di atas, apalagi perseteruan antara Danny dan Amy tidak terjebak dalam jerat gender. Justru konflik kelas ekonomi yang lebih ditonjolkan, yang kian memuncak di tiap episode.
Yang paling memukau dari serial Netflix garapan Lee Sung-Jin ini adalah para aktornya yang mayoritas keturunan Asia. Steven Yeun keturunan Korea, Ali Wong (yang sebelumnya lebih dikenal sebagai stand-up comedian) keturunan China-Vietnam, sementara aktor lainnya adalah generasi kedua-ketiga Asian American keturunan Korea.
Yang makin menunjukkan arah menjanjikan Hollywood yang makin inklusif.
Abbott Elementary
Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Namun nyatanya jarang kita menemukan cerita tentang mereka di layar lebar maupun televisi.
Lantas hadirlah Abbott Elementary. Serial komedi tentang suka-duka guru-guru sekolah dasar negeri di Philadelphia. Bagaimana mereka kerap kekurangan dana bahkan untuk membeli peralatan tulis-menulis, tentang frustrasi mereka mencoba mengatasi anak-anak yang bermasalah, dan bagaimana mereka dituduh oleh orangtua sebagai guru yang tak becus.
Topik yang terkadang berat, namun jangan khawatir, karena Abbott Elementary tak lupa kalau mereka membuat cerita komedi. Oleh karena itu ada sosok Ava (Janelle James) sang kepala sekolah acuh tak acuh yang suka main TikTok; Jacob (Chris Perfetti) sang guru woke yang kerap disebelin oleh guru-guru yang lain; Barbara (Sheryl Lee Ralph), guru senior keibuan yang kerap salah sebut nama selebritis, dan sang tokoh utama, Janine (Brunson) yang selalu riang positif dan yang sering diledek soal kependekannya yang membuatnya tak beda dengan anak-anak yang diajar.
Format mockumentary Abbott Elementary terinspirasi oleh The Office dan Parks & Recreation di mana pergerakan para tokoh diikuti oleh kamera dan sesekali karakter akan berkomentar langsung ke kamera (atau yang biasa disebut talking heads). Yang pasti serial yang diciptakan oleh Brunson ini terasa seperti angin segar di tengah beragam serial yang super serius.