Mengintip Koleksi Fashion & Jewelry Terkurasi Jakarta di Seoul Design Festival 2025

Ketika berbicara tentang fashion di Seoul, kita sering membayangkan tren fast fashion yang silih berganti dengan cepat. Namun, di Seoul Design Festival (SDF) 2025, Jakarta menawarkan antitesis yang menyegarkan: slow fashion yang penuh makna. Di bawah payung tema “Earth Society“, kategori Fashion & Jewelry di paviliun Creative Jakarta tidak sekadar memamerkan benda untuk dipakai, melainkan cerita untuk didengar dan nilai untuk dirasakan.

Delapan jenama terkurasi hadir membawa narasi tentang material—bagaimana sampah plastik, kawat logam, kulit, hingga inspirasi dari rempah-rempah Nusantara diubah menjadi karya seni yang wearable. Mereka membuktikan bahwa gaya (style) dan keberlanjutan (sustainability) bisa berjalan beriringan dalam harmoni yang indah.

Mari kita bedah bagaimana jenama-jenama ini menerjemahkan kekayaan Jakarta ke dalam produk fashion dan perhiasan kelas dunia.

Inovasi Material: Dari Botol Plastik hingga Serat Anyam

Sorotan utama jatuh pada Fuguku, jenama yang namanya diambil dari “Fugu” (ikan buntal). Sesuai namanya, Fuguku dikenal dengan tekstur 3D-nya yang unik menyerupai kulit ikan buntal, hasil dari pengembangan teknik jumputan tradisional yang dipadukan dengan teknologi modern.

Namun, yang membuat Fuguku relevan dengan isu global adalah materialnya; mereka menggunakan poliester daur ulang dari botol plastik (RPET), menjadikan setiap helai pakaiannya sebagai pernyataan cinta pada laut dan inovasi daur ulang.

Di sisi lain, kolaborasi Anita Nazir x VIRO membawa tradisi anyaman ke level high-end. Menggabungkan visi artistik Anita Nazir dengan keahlian material dari VIRO, mereka menciptakan tas dari bahan eco-faux yang ramah lingkungan. Teknik “anyam” yang rumit tidak hanya menonjolkan keahlian tangan perajin, tetapi juga menawarkan kemewahan yang berkelanjutan dan tahan lama.

Perhiasan dengan Jiwa dan Cerita

Beralih ke perhiasan, Jakarta membawa koleksi yang sangat eklektik. ROKA Collection mungkin adalah contoh paling radikal dari konsep upcycling. Siapa sangka kantong semen bekas bisa menjadi perhiasan mewah? ROKA mentransformasi limbah menjadi “harta karun”, sekaligus memberdayakan masyarakat dalam prosesnya. Ini adalah definisi sustainable luxury yang sesungguhnya.

Sementara itu, Kar Jewelry menawarkan eksplorasi material yang puitis. Jenama perhiasan kontemporer ini menggabungkan keramik, perak, dan resin untuk menciptakan potongan-potongan yang terinspirasi oleh keragaman budaya Indonesia. Setiap karyanya terasa seperti patung kecil yang bisa kamu pakai.

Bagi pencinta detail yang rumit, Kunang Jewelry menghadirkan keajaiban teknik bending kawat. Menggunakan kawat dan logam, Kunang menciptakan bentuk-bentuk yang terinspirasi dari alam dan lingkungan sekitar, mempromosikan keahlian pengrajin lokal dalam setiap lekukannya yang presisi.

Tak ketinggalan, Alun Biru turut melengkapi jajaran ini dengan pendekatan slow living-nya yang selaras dengan nafas paviliun Earth Society.

Aksesori yang Menyimpan Sejarah

Jakarta juga membawa narasi sejarah yang kuat lewat Pala Nusantara. Terinspirasi oleh Pala (buah pala) dan kekayaan rempah Nusantara, jenama ini menciptakan jam tangan kayu dan aksesori berbasis bio yang ikonik. Memakai Pala Nusantara bukan sekadar melihat waktu, tapi mengenang sejarah panjang Indonesia sebagai pusat rempah dunia, dikemas dalam desain kontemporer yang berkelas.

Terakhir, untuk mereka yang menghargai ketangguhan dan karakter, Artolouis (Art of Louis) hadir dengan produk kulit handcrafted yang fungsional. Dengan sentuhan humble grunge dan kualitas distressed yang estetik, tas dan aksesori Artolouis dirancang untuk mereka yang mengutamakan eksklusivitas dan keahlian tangan yang presisi.

Kehadiran jenama-jenama ini di Seoul menegaskan bahwa Jakarta adalah kota tempat tradisi tidak terkubur masa lalu, melainkan berevolusi menjadi inovasi masa depan. Melalui paviliun Creative Jakarta, mereka mengajak audiens global untuk tidak hanya tampil bergaya, tapi juga peduli pada apa yang mereka kenakan—sebuah semangat Earth Society yang sejati.

Manakah dari koleksi ini yang paling merepresentasikan gayamu? Apakah tekstur unik Fuguku atau sejarah yang dibawa Pala Nusantara?

SHARE :
WhatsApp
Facebook
Twitter
Email
Artikel Lainnya