Desain Indonesia Menuju Panggung Dunia

S Adini

TalkshowDesign, Curate, Showcase: Navigating Indonesia’s Global Stage” ini menghadirkan nama-nama populer dalam industri desain, di antara lain ada Carl Constantin Press, sebagai Event Director dari FIND Design Fair Asia Singapore, kemudian ada Diana Nazir, seorang Desainer Interior dan juga Founder dari ICAD, dan Eugenio Hendro selaku Desainer Produk dari Eugenio Hendro Design Studio. Selama satu jam, sesi ini dipandu oleh Stella Mailoa yang berperan sebagai moderator dan juga merupakan Founding Editor dari written.id.

Talkshow Design, Curate, Showcase di Jakarta Future Festival 2025
Talkshow “Design, Curate, Showcase: Navigating Indonesia’s Global Stage” di Jakarta Future Festival 2025

Seperti judulnya, tema besar dari pembahasan adalah karya Indonesia di panggung dunia. Namun untuk lebih jelas lagi, sub-topik yang dibahas oleh setiap narasumber berkisar dari keunggulan dan manfaat dari mengikuti trade show berskala internasional, kriteria yang dicari oleh kurator untuk dipamerkan kepada calon pembeli di luar Indonesia, dan juga hal-hal yang harus dipersiapkan dari para desainer secara matang.

Mengapa FIND – Design Fair Asia 2025 Penting untuk Indonesia?

FIND – Design Fair Asia 2025 di Singapura merupakan ajang pameran desain, furnitur, dan interior terbesar di Asia. Sama seperti tahun lalu, event ini akan berlangsung di Marina Bay Sands.

Hall besar di lantai dasar akan menjadi tempat bertemunya ratusan brand dari 18 negara. Termasuk booth Indonesia Pavilion yang akan menjadi representasi desain dan seni karya Tanah Air.

Keikutsertaan Indonesia Pavilion di ajang sebesar ini bukan sekadar pamer produk. Tapi juga memperluas networking, menjadi jembatan untuk para pelaku UMKM, dan juga memahami keunikan Indonesia di mata orang asing.

Insight dari Pelaku Trade Show

Sesuai latar belakangnya masing-masing, para narasumber talkshow membagikan informasi yang menguntungkan untuk Indonesia. 

Carl Constantin Press

Sebagai sosok yang mewakili trade show, Carl menampilkan tabel yang berisikan hal-hal yang sebaiknya dilakukan dan dihindari. Banyak insight darinya. Analogi yang ia gunakan pun menyenangkan, seperti mengibaratkan pameran ini seperti ajang speed dating. Namun yang berulang kali ia highlight adalah:

  • Kenali pasar di mana pameran sedang berlangsung, pelajari kota dan penduduknya.
  • Selalu lakukan follow-up. 
  • Berpikir jauh kedepan dan persiapkan produk secara matang. Contoh yang ia berikan adalah apabila ada calon pembeli yang ingin mengekspor dalam jumlah besar, apakah kamu sanggup?

Dari pembahasannya begitu serius dan dalam, ia menutup presentasinya dengan friendly reminder kalau desain itu juga merupakan kreativitas dan kesenangan.

Insight dari Indonesia Pavilion

Diana Nazir
Diana Nazir

Daftar do’s and don’ts dari Carl tadi seolah disambut oleh Diana. Sebagai perwakilan dari Indonesia Pavilion, ia melanjutkan presentasi dengan menjelaskan tema booth di pameran mendatang. Seperti yang dikatakan Carl dalam mencari keunikan dari negara masing-masing, Indonesia sudah pasti mengedepankan keunikan yang tidak dimiliki negara manapun, natural resources.

Kayanya alam di Indonesia mengundang ribuan mata. Mata yang selalu ingin tahu keunikan budaya dan alamnya. Warna-warni alam dari Sumba sampai Makassar jadi inspirasi Indonesia Pavilion di tahun 2025, diberi judul Earth Society. Produk yang ditampilkan sangat beragam, mulai dari furnitur rotan, keramik, tekstil, hingga homeware dengan sentuhan modern dan kontemporer.

Diana juga turut menjelaskan kalau ia mempunyai “ramuan” tersendiri dalam mengurasi produk yang akan dipamerkan. Salah satunya adalah memosisikan dirinya sebagai buyer. Sarannya untuk calon exhibitor adalah melakukan riset pasar terlebih dahulu. Ini bisa dilakukan dengan mendatangi langsung pamerannya, mengajak para desainer untuk berdiskusi.

Bicaralah dengan para desainer di sini. Banyak sekali desainer di Jakarta ini yang bisa diajak berdiskusi.

Insight dari Pelaku Seni

Eugenio Hendro

Lalu kita sampai di presentasi terakhir, di mana Euginio membagikan pengalamannya sebagai seorang desainer yang sudah sering ikut pameran berskala besar. Ia menjelaskan apa yang harus dilakukan agar bisa tampil beda di tengah “lautan” produk dan servis yang serupa.

  • “Riset, riset, riset.”
  • Setiap produk juga menjadi perwakilan sebuah emosi. Temukan keunikannya. Bagi Euginio, ia menemukan keunikan dari ketidaksempurnaan. 
  • Pahami kalau gaya hidup itu akan selalu berubah, layaknya tren. Kalau tidak berhati-hati, siapapun akan masuk ke dalam pusaran zaman, dan akan kehilangan budaya sebagai bangsa Indonesia. 
  • Pahami produk/servis yang dipamerkan atau dijual. Hal-hal seperti brand position, servisnya apa, apa yang bisa dan mustahil untuk dilakukan (untuk ekspor). 

Siap Bersaing di Panggung Global

Talkshow “Design, Curate, Showcase: Navigating Indonesia’s Global Stage” di Jakarta Future Festival 2025 membuktikan bahwa kolaborasi, riset pasar, storytelling, dan keberanian tampil adalah kunci sukses desain Indonesia di pasar internasional. Dengan persiapan matang, Indonesia Pavilion siap membawa karya anak bangsa bersaing di ajang FIND – Design Fair Asia 2025, sekaligus membuka peluang ekspor dan kolaborasi yang lebih luas.

Lea Azis
Lea Azis di Jakarta Future Festival 2025

Seperti yang juga disampaikan oleh Lea Azis, seorang desainer interior dan juga President APSDA periode 2019-1022, “Indonesia ini di dalam desain tidak dapat dipandang sebelah mata. Jadi mudah-mudahan kedepannya Indonesia bisa memberikan produk-produk bukan hanya dari hasil bumi, tapi juga hasil karya-karya yang luar biasa dari masyarakat di seluruh Indonesia.”

Talkshow Design, Curate, Showcase di Jakarta Future Festival 2025
Suasana saat talkshow Design, Curate, Showcase di Jakarta Future Festival 2025

Jadi, buat konsep produk kamu secara matang, ciptakan ruang diskusi, “jemput bola”, dan manfaatkan momentum besar seperti Indonesia Pavilion di FIND – Design Fair Asia 2025.

SHARE :
WhatsApp
Facebook
Twitter
Email
Artikel Lainnya