DesignSingapore Council kembali membawa talenta terbaik Singapura ke Milan Design Week 2024 melalui pameran Future Impact 2. Pameran ini menampilkan karya terbaru dari tujuh desainer paling inovatif Singapura. Dikurasi oleh Tony Chambers dan Maria Cristina Didero, pameran ini mengeksplorasi bagaimana desain dapat menjadi alat yang ampuh untuk membangun masa depan yang lebih berkelanjutan.
“Kreativitas desainer Singapura terus memukau dan menginspirasi kami. Kami sangat senang dapat kembali menampilkan karya mereka di Milan selama Salone del Mobile, yang merupakan panggung global untuk inovasi desain,” ujar Tony Chambers.
Tony juga mengungkapkan jika pemilihan dan persiapan para desainer untuk menampilkan karya mereka di Future Impact 2 melalui proses yang panjang.
“Pameran ini hasil kerjasama panjang dengan para desainer. Masing-masing desainer membuat karya yang sesuai dengan tema pameran dan menunjukkan bakat mereka. Kami dorong mereka untuk membuat karya yang memiliki pesan kuat dan menarik secara visual. Kami bekerja sama dengan mereka secara individual untuk memastikan karya-karya mereka saling melengkapi dan menghasilkan pameran yang kaya dan beragam. Kami juga membantu mereka dengan koneksi di industri ini untuk membantu produksi prototipe,” tambahnya.
Pameran Future Impact 2 sendiri menghadirkan perpaduan antara keahlian tradisional dan teknologi modern dalam dunia desain. Pengunjung disuguhkan dengan berbagai karya inovatif seperti perpaduan keahlian tradisional dan pencetakan 3D, desain furnitur yang menyerap karbon dioksida, serta keramik yang dapat memindahkan panas.
Ketujuh desainer yang berpartisipasi dalam pameran Future Impact 2 tahun ini adalah:
Christian+Jade
Christian+Jade, duo desainer asal Singapura, akan memamerkan karya mereka yang bernama Para Stool di pameran Future Impact 2. Karya terbuat dari kayu pohon karet Para yang banyak ditemukan di Singapura dan Asia Tenggara.
Menurut kedua desainer “Pohon karet Para yang aslinya berasal dari Amazon, pertama kali diperkenalkan ke Asia Tenggara pada pertengahan tahun 1870 oleh H.N. Ridley, ahli botani asal Inggris yang mengembangkan perkebunannya menjadi industri seperti yang kita kenal sekarang.”
Umumnya, kayu karet yang kurang dikenal ini dibakar setelah masa tanam karet selama 30 tahun. Christian+Jade memanfaatkan kembali kayu tersebut, bersama dengan karet alam untuk menyoroti keindahan dan kualitas karet. Para Stool diproduksi dengan dukungan dari Karimoku, yang menyediakan kayu karet dari Malaysia.
David Lee
David Lee, seorang seniman dan desainer asal Singapura menantang tren desain yang rumit dengan karyanya berjudul Monolith. Monolith adalah desain kursi dan meja yang dibuat dari satu bagian bahan yang dipotong dengan laser dan dibengkokkan menjadi bentuk akhir. Desainnya menandakan kembalinya ke metode produksi konvensional yang meminimalisir limbah, tenaga kerja, dan konsumsi material.
Faezah Shaharuddin
Faezah Shaharuddin memamerkan Unlikely Fragments, sebuah koleksi furnitur yang menekankan pentingnya desain berkelanjutan dalam ruang hidup kita. Karya ini terbuat dari potongan kayu sisa dari produksi furnitur yang dipadukan dengan tekstil yang diolah dengan COzTERRA. COzTERRA adalah formulasi yang mampu menyerap karbon dioksida dari udara menggunakan teknologi kecerdasan buatan.
“Tantangannya adalah bagaimana mengekspresikan materialitas dalam cara tertentu untuk menyesuaikan tema kuratorial pameran sekaligus konteks Milan Design Week,” jelas sang desainer.
Gabriel Tan
Gabriel Tan menghadirkan Good Gourd – Hybrid Basketry Lamps, sepasang lampu meja berwarna menawan. Lampu ini dibuat dengan teknik anyaman keranjang tradisional yang dipadukan dengan struktur resin cetak 3D. Good Gourd – Hybrid Basketry Lamp merupakan perpaduan menarik antara fabrikasi digital dan metode kerajinan tangan.
Genevieve Ang dan Interactive Materials Lab
Desainer dan seniman Genevieve Ang berkolaborasi dengan Interactive Materials Lab untuk menghadirkan Reciproco. Karya ini terdiri dari dua keramik yang mampu memindahkan panas dari satu objek ke objek lainnya dan diaktifkan melalui sentuhan. Keramik ini dibuat dengan limbah kaca dan dilapisi dengan cat termokromik yang dapat berubah warna saat permukaannya dipanaskan. Pengunjung diajak untuk menyentuh dan melihat sendiri bagaimana karya ini bekerja.
Tiffany Loy
Dikenal sebagai desainer tekstil, kali ini Tiffany Loy bekerja sama dengan Friul Mosaic dari Italia untuk menghadirkan Mosaic Membrane. Proyek ini merupakan eksperimen material yang mengubah ubin mosaik menjadi bentuk tiga dimensi yang dapat digunakan sebagai furnitur.
Zavier Wong
Zavier Wong menghadirkan Manifold Steel – Wall Piece No.1, sebuah rak seni yang terbuat dari lembaran logam tipis. Rak ini dibentuk dengan cara dipotong, dilipat, dilas, dan diselesaikan dengan tangan, dengan bantuan algoritme dan alat desain generatif. Wong menggunakan kecerdasan buatan dalam proses desain untuk menghasilkan bentuk yang kompleks dan estetis.
Future Impact 2 diselenggarakan dari 16 hingga 21 April 2024 di La Rotonda del Pellegrini, Milan. Pameran ini merupakan kelanjutan dari Future Impact tahun 2023, di mana DesignSingapore Council juga memamerkan karya dari 6 desainer dari Singapura. Tony Chambers dan Maria Cristina Didero juga turut menjadi kurator bagi para desainer Singapura tahun lalu.